Jumat, 16 Juli 2010

ANEK DOT ROKOK

ANEKDOT ROKOK
Seorang perokok berat beli rokok di sebelah apotik. Lalu orang itu terus langsung sundut rokok itu di dekat Apotik Obat. Penjaga Apotik menegor dengan baik maksudnya. “Ma’af jangan merokok disini ini kan apotik”.
Menyapanya ramah. Sang perokok merasa kok apotik dekat dengan jual rokok maka dengansedikit protes sang perokok berkomentar.
“Kenapa kamu jual rokok didekat Apotik, ya saya boleh saja dong merokok disini”.
Sambil berjalan dan pikirannya dia tahu ada tempat-tempat untuk merokok. “Biar nyaho”. Pikirnya. kenapa kamu jual rokok dekat dengan Apotik. Tapi tak kalah diplomasinya sang penjaga apotik berkata dengan sedikit agak keras tapi tak marah ia berkata. “Disini apotik juga jual kondom tapi orang tidak memakai disini.”
“Wadu sindirannya pedas juga”
Disini aku sebagai penulis tidak menulis tentang rokok itu haram atau tidak yang sekarang masih berseteru antara para ulama atau para cendikiawan muslim. Dilihat dari sudut kesehatan dan keuangan. Disini aku hanya akan menulis tentang Anekdot PEROKOK atau pecandu rokok yang sudah tidak bisa diberhentikan.
Salah satu anekdot penulis tulis pada alinea pertama tulisan diatas.
Anekdot kedua yang akan penulis ceriterakan disini. Perokok berat di tanya oleh yang sama sekali tidak hobi merokok. Kalau penulis sih ya kadang-kadang merokok untuk menahan kantuk.
Mulailah dialog.
Pertanyaan sederhana saja : “Bapak merokok berapa bungkus sehari?”. Tanyanya.
“Kadang Dua bungkus kadang satu bungkus setengah kalau tidak ada badget 1 bungkus saja”. Jawabnya cuek. Lalu si penanya menghitung satu bungkus kurang lebih10.000 rata rata x 30 hari = Rp 300.000,-
Lalau dia tanya lagi sama perokok :”Bapak sudah berapa lama merokok?”. Tanyanya.
Jawabnya : “Selama kerja sekarang sudah 25 tahun merokok.”
Sang penanya menghitung 300.000 x 12 x 25 tahun jadi 3.600.000 x 25 Wah bisa beli rumah satu ya.
Tanya perokok “Bingung ya ngitungnya?”.
Lalu orang yang tidak suka merokok tanya lagi. “Jadi selama ini membakar uang sebegitu banyak?”.
Lalu ia berceritera punya teman itu irit dan menghemat untuk berhenti merokok lalu uang itu dia tabung dan banyak di beli rumah, setelah rumah belum lama ditempati rumahnya kebakaran. Itu rumah hasil tabungan tidak merokok. Begitu ceriteranya dengan menggebu-gebu.
“Wah itu ceritera kuno sudah terlalu clise, istilah kata sering banyak dijadikan ceritera anekdot”.
Aku menyadari memang tempat merokok sudah disediakan tapi otang kadang melangar.
Penulis ingat akan iklan rokok dimana orang tidak boleh merokok dalam pesawat terbang, sedang iklan rokok menggambarkan orang sedang merokok di sayap sayap pesawat terbang.
Aku ingat dulu di Kantor penulis tidak boleh merokok selama kerja dan tidak boleh ada rokok di ruang-ruang kerja. Akhirnya teman Kantor Merokok di Kamar kecil, Atau naik ke lantai IV yang terbuka bebas sepuasnya apalagi jam istirahat. Itu ditaati oleh teman teman sekantor. tanpa protes sama sekali.
Ketika Rapat (meeting) kita semua tidak merokok.

Q_adul
17.7.010
Tulisan ini semula untuk menyambut 1 hari tidak merokok sedunia yakni tgl 1 Mei tapi tetap saja banyak yang melanggar atau lupa.

Senin, 05 Juli 2010

HITAM PUTIH

Hitam putih.
Seperti hari-hari ketika ada duka di antara teman handai tolan sanak saudara atau ketika ngelayat aku selalu memakai baju dan celana putih alias putih putih atau minimal baju putih celana apa saja warnanya. Ketika itu aku dan istriku ngelayat di suatu daerah Jakarta Selatan, kami memakai seragam putih-putih. Sedang disana bertabur pakaian yang semua/ hampir mayoritas hitam-hitam. Ini sering terjadi ketika ada musibah, duka kematian dimanana saja aku ngelayat aku temukan seragam hitam kerudung hitam sampai kaca mata hitam jika ada yang membawa payung juga hitam.
Aku mulai berpikir budaya mana dan asal usul dari mana setiap orang yang ikut berduka/atau ikut rasa prihatin selalu memakai baju hitam. Setahu saya itu bukan yang dianjurkan Umat Islam. Mungkin Agama lain sebab budaya cina saja setiap yang sedang berduka juga memakai kain blaju putih.
Mungkin suatu tradisi atau suatu tanda untuk menunjukan turut berduka cita, yaitu dengan segala ciri khasnya baju warna hitam itu.
Yang sekarang jadi pertantyaan besar mengapa Umat Islam banyak mengikuti dengan warna warna yang tidak sama sekali dianjurkan oleh ajaran atau tuntunan Rasulullah SAW.
Aku bukannya memandang Baju Putih lebih bagus dari Baju Hitam, tapi konotasi untuk warna yang berawal Warna biru, merah dan kuning jika dioplos/dicampur maka warna menjadi hitam, hitam konotasi dengan ilmu hitam. Suatu lembaga atau aliran Ilmu hitam, Ilmu putih, Jin hitam jin Putih, Golongan Hitam
Hitam banyak dipakai para petani waktu menggarap/mencakul sawah dengan baju hitam.
Para Jawara yang kadang senang dengan rompi dan celana komprang hitam, begitu para pesulap dan para ahli tenung atau para normal dengan ciri khas hitam.
Untuk membuat orang tidak bisa kembali ke hidup yang layak, atau telah diputuskan dengan tidak hormat atau tidak diberlakukan lagi kembali pada komunitas/atau organisasinya karena kesalahan maka diberi daftar hitam.
Mensensor suatu artikel di Mas Media dengan spidol besar warna hitam.
Ada komunitas khusus dengan cinta warna hitam, karena dia mengatakan “Asli dan bayangan sama hitam tidak plintat plitut” katanya.
Sedang aku mengapa senang dengan Putih dari lambang saja putih bersih suci. Dalam dongeng pewayangan Abimayu (Yudhistira) ketika dibunuh darahnya putih. Ada lagi penyakit yang membayakan adalah kelebihan darah putih. Maka untuk menghindari penyakit itu pola makan yang harus diatur tidak boleh sembarangan.
Wayang kulit membentangkan untuk permainan wayang kulit nya maka digelarnya kain layar berwarna putih, begitu juga perahu banyak memakai layar berwarna putih.
Orang mau mebatik pasti diatas dasar kain putih.
Para pelukis akan melukis di kanfas putih.
Para penulis akan meluliskan pena atau memberikan warna pasti awal kertas berwarna putih.
Mengapa aku pergi ke tempat orang berduka selalu memakai baju putih. Ketika berangkat Umroh atau pergi haji harus memakai baju putih-putih, acara jikir bersama memakai baju putih, Ketika kita meninggal dimandikan dan di kafani memakai kafan putih. Ketika kita minta damai dan tidak mau perang kita mau menyerah herus mengibarkan bendera putih, merpati merpati yang diterbangkan lambang perdamaian adalah merpati putih.
Ada perguruan namanya perguruan MERPATI PUTIH. Bango Putih.
Ada suatu negara dengan lambang Negara Gajah putih.
Rumah sakit, ruang dokter mayoritas berwarna putih.
Jadi itu landasanku kenapa aku selalu memakai baju putih ketika waktu melayat.
Tulisan ini kubuat karena ada yang menanyakan dan mengira aku ini habis pulang Umroh, maka aku memakai baju putih-putih.
Para Sahabat Nabi Muhammad SAW pernah melihat beliau sedang sholat memakai baju/jubah merah kadang hitam, kadang hijau tapi lebih banyak dan sering memakai baju/jubah putih.
Ada peribahasa anak itu bagaikan kain atau kertasputih, tergantung orang tuannya yang akan memberi warna dan gambar.
Demikian barang kali ada yang mau menambahkan atau menyaggah silahkan ke blog pak Abdul atau E mailnya;
Q_adul@yahoo.com
http://d-humaniora.blogspot.com
atau FB. Abdulrachman Saleh S.
Menghadiri orang yang sedang berduka, bacu warna apa saja boleh yang penting jangan menyolok seperti pergi baju pesta, baju olahraga baju renang dll dengan warna yang sangat menyolok dan kelihatan sekali baju mewahnya.

ISRAEL

ISRAEL
Negara yang paling brutal
Israel
Bangsa yang abai terhadap hukum Internasional dan menghina Dunia
Israel
Suatu negara yang tak peduli nyawa Manusia
Israel
Bangsa yang meludahi HAM adalah Israel
Bangsa yang menunjukan nilai nilai kebinatangan adalah Israel
Negara sok jagoan di ladang Palestina
Israel
Negara yang penuh kebiadaban
Israel
Negara yang banyak dikutuk
Israel
Negara yang sifatnya Zionis biadab Israel
Negara yang selalu melawan PBB Israel
Negara yang sekarang lagi dikecam oleh negara-negara lain
Israel

Di Negara kita jangan sampai ada sedikit sifat dengan Israel

Kutulis jam 00.00 Jum’at
Tgl 4 Juni 2010
Q adul

SMS dari Teman.

SMS. dari Teman
Tgl 3 Juli 2010 jam 18.01:04
“Sobat dan sedulur terima kasih atas kehadiran dan Doa restunya untuk kedua mempelai, yang membuat saya berbesar hati, namun ma’af ya saya ngak bisa menemaninya sehingga saya tidak bisa membalas budi baik itu…. hik-hik-hik terima kasih ya untuk semuanya”.
Begitulah bunyi SMS dari teman yang baru saja menikahkan putranya yang pertama tgl. 3 Juli 2010 di Gedung Cawang Kencana.
Aku merenungi tulisan di HP jadul dan saat itu pun ku balas SMS. dengan kata spontanitas dengan sajakku .
“Terima kasih Pak Moelyono Saparman kami sangat bahagia juga.
Walau sayang tak jumpa teman semua.
Semoga tanda petik anak kita.
Bahagia sampai aki-aki, ninik-ninik kita berdoa”.
Kututup HP dan sambil aku merenung sudah berapa kali aku menghadiri resepsi pernikahan di Rumah-rumah maupun di Gedung-gedung baru kali ini ada yang mau melanjutkan bersilaturahmi lagi dengan via komunikasi lewat udara, sesungguhnya ada suvenir dan gantungan ucapan terima kasih, kami sudah bahagia.
Catatan bagiku ada kesan tersendiri pada saat menerima SMS , aku trenyuh dan rasa senang tak terhingga. Dan dalam catatan aku pribadi bukan berarti kita sudah menghadiri pesta pesta yang biasanya kita lakukan ngobrol sana sini makan sepuasnya, setelah itu pamit pulang. Dan kita keluarga akan mengomentari tempat pelaminan, kostum pengantin, sajian makan dll. Tapi ini ada suatu kesan yang aku tidak buat-buat untuk teman-teman yang lain yang melakukan hal yang sama seperti itu, yang secara pribadi sungguh untuk menyenangkan teman-teman, bukan saja sajian yang dihidangkan, tapi kepedulian yang punya hajat
Atau kepedulian teman kita melakukan rasa senang dan berbesar hati, bahwa kita telah datang, yang mungkin itu diharapkan.
Cakil (catatan kecil ku) jam 19.00 waktu mau Isha tgl 4 Juli 2010.Hari Minggu.