Jumat, 21 Mei 2010

ANDARA REUNI I

REUNI
Inuer I
REUNI Yang pertama di adakan di Jl. Andara daerah Cilandak atau Pasar Minggu (Ragunan) tempat rumah luas bersama kebun, di tempat tinggal Anna Osmani ,( Yang Artinya Arab Anna adalah Saya sedang Osmani daerah pemerintahan Turki yang disebut Jaman Usmani Turki). Kumpul-kumpul bersama teman teman Angkatan Rama & Grey atau disebut anak-anak terminal Blok M Jakarta Selatan. Ia memang Dulu kami berkantor persis di daerah Jakarta Selatan Kantor kami dibawah Hoya aneka mainan anak2 dan diatas plus samping Kantor Kami Rama & Grey. Yang sangat berkesan bagi saya pribadi adalah seperti aku kembali muda karena memang teman teman di Grey ini masih banyak generasi muda angkatan 96 ke atas. Yang tua hanya beberapa orang saja. Ketika pertemuan itu saya ingin sekali baca puisi yang selalu kebiasaan setiap teman keluar dari Rama & Grey saya beri kenangan untuk membaca puisi dan puisinya untuk dia. Juga puisi ku juga ber lirik kalau a a at ii atau uu terakhirnya begitulah.
Nah saat saya mau membacakan puisi di Andara naskah puisi entah kemana raib yang baru di oret oret/konsep, dan kedua suasana yang sangat menyenangkan pada saat itu kita semua termasuk saya sendiri lupa ingin membaca puisi. Saya mau mencoba menulis kembali dari naskah oretan yang telah diketemukan sayang diabaikan begitu saja, entah bermanfaat atau tidaknya bagi kalian tapi bagi saya pribadi sangat bermanfaat karena kalian yang muda masih ingat saya yang generasi tua.
Puisi itu kuberi judul
“ADVERTISING DARI ANAK ANAK TERMINAL BLOK M”

Advertising wadah orang-orang ‘sinting’
Segala ide lahir dari yang kolot sampai yang penting
Kita membuat gagasan gagasan dalam waktu yang genting
Diburu client, diburu kerja bukan hanya berjalan dengan pontang panting
Tapi jika perlu kita lari walaupun dengan keadaan tungang tunging
Sedang ada yang naik turun putar sana putar sini bagikan gasing
Kita tahan banting
Jika tidak termuat atau tidak terbit kita main tudang tuding
Andai muat dan terbit kita cuma paling
Tidak percuma kita kerja bersama bahu mebahu yang kita sebut saling
Yang tidak kalah saing
Lihat iklan iklan yang mengeliling
Diseputar media atau sekeliling
Stop
Itu jaman dulu peralatan dan alat komunikasi tidak seperti
Kini jaman sudah maju tidak dulu kuda makan besi
Banyak rekan sudah bisa memegang alat canggi
stop
Dulu teman-teman kita yang mangkal di kantor kita bukan saja tokoh tua-tua
Ada dewasa ada yang remaja dan ethnis yang berbeda beda
Dibawah satu atap Adverting namanya.
Pabrik gagasan julukannya
Menjual bukan hanya jasa tapi juga Ide unggulannya
stop
Kita sering ngotot ngototan
Adu argumentasi betat betotan
Untuk mendapat kan ide yang jangan bibilang kolot bukan
Kami tokoh tua-tua hanya berpesan Pada generasi yang akan meneruskan
Jangan sampai habis gagasan
Karena Advitising hanyalah menjual pikiran
Tokoh tua hanya bisa mengharapkan
Untuk masa depan bukan modal yng diandalkan
Sekali lagi adalah, pikiran, gagasan, dan usulan usulan
Yang nanti untuk diperlombakan
Gelar pariwara itu yang didambakan
stop
Tak ada kata terlambat untuk menuangkan pikiran
Hari esok masih ada di depan
Hari kemarin jangan dilupakan
Barangkali ada ide yang belum disampaikan.
Hari kemarin, hari ini, hari esok terbedakan
Hari kemarin jangan diabaikan
Hari ini segara dituliskan
Hari esok dituangkan
Lusa disampaikan
Begitu Advertising tidak lain dan tidak bukan hanya jual ‘gosokan’
stop
Ada teman yang suka bawa pistol-pistolan
Sambil todong sana todong sini cari ide untuk ‘jempolan’

Ada karyawan yang mencari ide dengan kata banyak ‘kotoran’
Yang membuat kalimat dipleset plesetkan
Untuk mendapat ide naskah yang bisa ‘ditempelkan’
Ada juga karyawan yang suka banyak kelakar diantar obrolan
Ada karyawan sangat marah kalau sudah diburu waktu ‘terbitan’
Memang Advertising tempat orang ‘sinting’ iya kan.
stop

q-adul
blog : http://d-humaniora.blogspot.com
E-mail : q_adul@yahoo.com
Facebook : Abdulrachman Saleh S.
Gogle : d_yak
Web : ki_adul@gmail.com

Demikian teman teman generasi Tua dan muda semoga cakil (catatan kecil) qi adul sampai keteman-teman, semoga bisa diteruskan pada anak cucu kita untuk masa depan inilah kerja Advertising bisa diceriterakan.
Untuk teman-teman Angkatan Rama & Grey terutama yang ikut Reuni, untuk teman yang dari Terminal Blok M sampai Warung Buncit,untuk teman yang masih di Rama & Grey dan yang dudah pindah atau sudah di nonaktifkan dan teman yang sebentar lagi mau pensiun.

Selasa, 11 Mei 2010

REUNI di BILABONG.

INUER II BILABONG

Ini hari tgl 8 Mei 2010 kami bertemu dengan rekan rekan lama angkatan dari tahun 1986 yang sudah sepuh sepuh banget kami berkumpul hampir 13 tahun kami tidak bertemu dan tidak saling komunikasi.
Ada berita berita dan ceritera2 yang baru kerima hari ini. Ada yang telah pisah dari Suami ada yang telah ditinggal Istri Ada yang belum mau bersuami, aku hampir tak terdenger berita itu karena aku setelah dilempar ke Blok M aku tak pernah jumpa lagi dengan tokoh lama anak Rama Perwira angkatan Pinangsia dan Gunung sahari.
Apalagi setelah diputus oleh Rama & Grey terminal Blok M aku dirumah melukis kaligrafi.
Disini aku ada diberi kesempatan sedikit untuk memberikan sambutan, atas nama departemen Traffic dan Production atas suka dan dukanya selam kerja di Advertising yang bernama Rama Perwira menjadi Rama & Grey. Karena setiap Departmen harus diwakili oleh seorang untuk memberikan kata suka dan duka.
Aku hanya memberikan sepatah dua patah kata setelah aku membacakan Hamdalah atau mukadimah di depan rekan dan Bosku yang lama.
Sukanya setelah aku bekerja kurang lebih delapan tahun aku diberi fasilitas rumah tinggal yang sampai sekarang aku tinggali bersama keluarga.
Dukanya ketika aku masuk bekerja baru dua tahun lebih aku dipaksa harus bisa naik motor dan biaya pembuatan SIM dibiyayai kantor. Sedang aku tidak suka naik motor kalau bisa aku pasti dijadikan Loper. Sedang aku inginnya duduk di belakang meja kerja tidak mau kesana kemari.
Setelah aku memberi kata sepatah kata aku di daulat untuk membaca puisi.
Puisi yang singkat dalam waktu yang mendadak spontan hanya berapa bait kutulis.
Angkatan R.P. Reuni
Jam 1.00 dini hari
Kutulis sajak ini dengan judul reuni
Tak terasa aku sudah bekerja 24 tahun lebih beberapa hari
Sedang aku di rumah sudah lebih dari 12 tahun kini
Karena pemutusan hubungan kerja yang mengakhiri
Aku disini bertemu dengan teman yang sama mau reuni
Aku yang kini tidak punya kerja lagi
Yang kulakukan setiap hari
Menulis dan baca koran pagi
Kadang chatting dengan teman yang bisa dihubungi
Lihat Internet, Geogle atau berita pagi di TV.
Sekarang profesi ku ini
Tak tahu apa lagi
Karena serabutan sana sini
Apa yang ku bisa lakukan kadang bekerja sekali kali

Orang memangilku qi
Bukan aku kiyai
Tapi aku sudah aki aki
Sekarang cucuku sudah tujuh kini.
Aku senang dengan acara reuni ini
sayang kalau tidak ikut kesini
belum tentu ada setahun sekali
Aku Cuma mau apa yang kukatakan disini
Sudah semua teman menjadi
Ada yang jadi pendeta kini
Ada yang menjadi ustad dan sudah pergi haji
Ada yang jadi mengangur abadi
Ada yang dipecat bini
Karena tidak ‘produksi’ lagi
-----------Jum’at 1.00 wib. 8 Mei 2010---------

Pulo gebang jum,at malam Sabtu jam 1.00 WIB kutulis sangat tergesa sekali
Sajak ini dibacakan pada saat Reuni
Sangat sajang banyak yang tidak dengar karena saat itu Hujan deras sekali
Maka kutulis lagi
Dan akan aku bagi
Melalui E mail atau FB. Di rekan rekan ini

Kututup kata sambutan di depan bos ku yang lama Bp. Henry H.Hidayat yang sekarang sudah berusia tujuh puluh tahun lebih dan didepan rekan rekan lama yang sudah berusia 50 tahun lebih yang sedang menghadiri reuni
To day and Every day I’m jobles and no job forever but I’m
happy and happy.

Teman2 diataranya Bp. Benny Husaini, Creative Director, Ida Sekretaris Direktur, Merry Asegaff Accoun Director , Elly Suhud Sekretaris Direksi, M. Santoso General Affair (Umum), Dada As Art, Pieter SP traffic Production, Adriana Receptionis, Rika Penerima tamu, Lis Media, V. Lilik Monitoring, Ratna kemala Sekum, Natsir Nurmantu Media, Marlina Setiawan Accounting, Piet Conterius Media, Fredie Prabudi Media, Haryo Praseno AE, Sunardi Creative, Abdulrachman Saleh Traffic, Sudikto Indrayaka Production. Untung Sudaryanto Production, Budi Santoso Art. Suparjan OB.Toto Studio dan Keluarga mantan bosku Henrry H. Hidayat .
Sepatah kata Dari Merry Mewakili AE menymbut baik sekali adanya reuni yang selama ini kita telah pisah lama dan tidak ada saling kunikasi sehingga Ibu Hidayat telah tiada saya baru tahu dan sekali lagi hubungan silaturahmi ini diteruskan apalagi sekarang kita sudah punya alamta dan alat komunikasi (sebegitu saja saya ringkas sambutannya).

Sambutan dari Bpk. Fredie Prambudi mewakili MEDIA dept. juga sama menyambut baik, dan sangat kaget karena sudah lama tak bertemu sekali bertemu banyak yang pangling wajah wajah karena ada yang gendut dan ada yang sudah ubanan.

Sambutan dari Sdri V. Lilik hampir tak terdengar karena saat itu hujan deras sekali, tapi pokok dan intinya menyambut acara ini baik sekali.

Sambutan dari Sdri Ida juga hampir tak terdengar karena saat itu mati listrik dan hujan deras, tapi intinya sama menyambut sangat baik dengan acara ini.
Sambutan Sdr. Parjan yang selama ini saya masih tetap di OB. yang berhubung kantor Rama & Grey memakai cleaning Service, maka saya sekarang mengurus bank.
Sambutan dari Bp. Pieter Samuel Pongai mewakili dari Trafic dan Production sambutan yang banyak kelakar dan ceritera tentang V.W. kodok, kenaikan Gaji dan cara pengiritan dalam pengeluaran keuangan, kebetulan saat itu hujan sudah reda jadi sambutan jelas terdengar.

Sambutan dari Bpk. H. Benny Husaini yang mewakili dari Creative memberi ajakan mailah kita sudah tua-tua sudah dekat dan bau tanah mulailah sadar dan tinggalkan terlalu banyakin cinta dunia dengan mencotohkan banyak pejabat Korupto dan Anggota DPR yang koruptor masuk dalam tahanan. mari kita banyakin Ibadah. Sebab kulu nafsin zaikatul maut (segala sesutu mahluk yang hidup pasti akan mati) atau tiap tiap yang berjiwa akan merasakan mati. 3.185.
Dua kali sambutan Bapak H. H. Hidayat pada saat selesia Pak Suparjan dan Pak H.Benny Husaini komentarnya
Saya mengenal Suparjan dari thn 1986 semasi dia belum bisa apa apa sekarang telah menjadi OB profesional walupun jabatannya tetap OB sampai sekarang ini ia tetap OB dengan kesetiannya dan kejujurannya.

Sambutan Pada saat selesai Pak Benny Husaini, ia mengomentari Ia orang yang tetap berpegang pada Fithing dan spirit pada pekerjaaannya walaupun ia telah kena kecelakaan tangan kananya ia masih mampu menggambar dengan tangan kirinya, sehingga sampai sekarang dia bisa kembali pulih dengan menggambar denga tangan kanannya.
Kututup sambutan ini ma’af jika tidak ada yang tertulis disini dan ma’af jika tulisan ini ala kadarnya tidak selengkap apa yang disampaikan di sana. Karena saya lupa tidak merekam denag alat disana tapi saya hanya merekam daya ingat saya saja semoga catatan kecil ini ada manfaatnya bagi kita generasi tua atau untuk anak cucu kita.

Cakil (catatan kecil) q_adul
FB. Abdulrachman Saleh S.
Blog; http://d-humaniora.blogspot.com
E mail : q_adul@yahoo.com
Atau http://nayahumaniora.blogspot.com

Kamis, 06 Mei 2010

MEMANDIKAN JENAZAH

Ceritera
Memandikan Jenazah

Ada seorang Istri (Perempuan ibu muda itu, adalah istri kedua teman ku di Adv.) membisikan pada saya ketika saya mau memandikan Zenajah suaminya, ia berpesan:
“Jangan lupa nanti seteleh selesai dimandikan , jangan lupa tolong madi kan Hadas besar.”
Ia berkata lagi dengan jujur. “Tadi setelah sholat subuh kami berhubungan badan, belum sempat mandi junub ia telah tiada.” Sambil matanya menatap saya dengan berlinang mata. Seperti ada sesal yang mendalam.

“Aku Cuma jawab. Semua jenazah dimandikan hadas besar dan kecil setelah bersih memandikan zenazahnya”. Sambil aku menggunting kain Kafan untuk persiapan membungkus jenazah dan mengkur panjang tubuh teman saya yang akan dikafani.
“Karena itu rukun memandikan jenazah”.
Kataku lagi sambil aku terus sibuk dengan persiapan persiapan yang biasa kami lakukan untuk menghadapi zenazah pria tapi kalau zenazah wanita ada yang mengurusnya yaitu wanita pula.
Nah disini di komplek kami untuk mengurus jenazah wanita belum begitu banyak yang berminat untuk mengurus ini, entah apa mereka punya alasan hanya ada satu yang sangat mengabdi sekali pada pekerjaan ini.

Teman sekantor dulu menjalani operasi jantung by pas yang memakan biaya 400 juta lebih, ia berceritera ketika menjalani operasi katanya dadanya dibelah dengan geregaji yang kecil tipis, lalu di tunjang dengan semacam dongkrak mobil tapi ini dongkrak kedokteran bedah jantung, lalu dibersihkan jantungnya dan disambung urat jantungnya dari ujung kakinya nih sambil dia menunjukan dadanya yang bekas operasi dibelah dan kakinya diambil urat nadinya dan istilah apa lagi saya juga tidak tahu, saya hanya diceriterakan begitu adanya. Sambil saya terbengong bengong melihat luka yang sudah sembuh di dadanya dan kakinya, aku jadi teringat ceritera Nabi Muhammad yang dibelah dadanya oleh Malaekat jibril untuk membersihkan hati yang kotor agar menjadi suci. Beda lagi aku ingat ceritera di daerah Jawa cara orang pengobatan terhadap orang yang sakit jiwa, dengan cara membela dada pasiennya dengan patel dan dibersihkan isi semua dalam dadanya dibersihkan dengan sapu lidi agar roh jahat hilang katanya dan kabur, ternyata roh jahatnya tidak kabur yang ada pasien sakit jiwa itu mati seketika.
Ia berceritera lagi “Setelah operasi jantung ini aku tidak boleh kerja berat, berpikir yang berat-berat, olah raga yang berat apalagi satu hal yang harus di patuhi juga makanan yang harus tidak boleh dimakan yakni makanan jeroan.” Sambil berkelakar juga mengatakan. “Terutama jeroan underwear.” Sambil ngakak dia tertawa begitu juga saya sambil tersenyum.
Saya cuma mengatakan.”Gombal kamu”.

Peristiwa kelakar itu lima atau enam tahun yang lalu, memang orangnya suka humor dan kalau bicara terlalu ceplas ceplos dan agak sedikit kalau kukatakan “pornoaktif” tapi itu setiap manusia atau setiap teman punya kharisma sendiri sendiri. Dan pernah ia mengatakan pada saya. “Jika semua yang dilarang itu dilanggar akibatnya umurnya tidak akan lama karena dipaksakan untuk memaksa keinginan yang satu tidak bisa ketahan”. Saya cuma manggut maggut mendengar ceriteranya. Cuma aku berpikir. “Bukankah Allah yang menentukan umur setiap manusia di dunia ini”. Tapi apakah benar penyakit jantung begitu. Yang belum Operasi saja, untuk orang yang mendapatkan penyakit jantung tidak sembarangan untuk beraktifitas yang macam-macam apalagi yang sudah mengalami operasi.
Tapi biarlah ia berceritera terus dan curhatnya saya dengarin.

Ia saya dengar ia menikah lagi dengan istri yang kebetulan juga dia teman sekantor saya dulu, lalu ia punya anak satu setelah itu lama tidak saya dengar beritanya yang terakhir adalah ia baru membeli rumah di daerah komplek saya. Kami memang dulu tinggal satu kota tapi tidak saling bertemu karena masing masing kesibukan dan waktu untuk bertemu dan ngobrol tidak sempat adanya.
Hanya berita yang terakhir inilah yang saya terima dan kebetulan ia mengakhir hidupnya yang mau menempati rumah di daerah komplek saya.
Sambil aku membenahi dan mempersiapkan perjalanan teman saya ini dengan pakain yang hanya membalut dirinya tiga lapis kain kafan dan liang lahat 1 x 2 meter aku masih terngiang dengan kata kata yang terakhir untuk pesan dirinya dan pesan saya juga “Kita sudah tua jangan terlalu dipaksakan untuk keinginan yang tidak tidak apalagi dengan alat bantu suplemen untuk kita tahan dan bertambah staminan stamina, cukup banyakin minum air putih tidak ada efek samping apa-apa paling hanya sering ke belakang buang air kecil. Apalagi seperti saya yang telah menjalani operasi jantung banyak pantangannya.” Tambahnya lagi “Ingat jaga stamina, jaga kesehatan, banyakin Ibadah. Untuk apa kita terlalu ngoyo mencari uang banyak, hanya untuk berobat seperti saya.”
“Ada lagi mitos yang saya dengar janganlah masa menjelang tua pindah rumah alias pindah tempat tinggal, nanti selama-lamanya pindah ke alam yang lain, di rumah yang baru hanya mampir beberapa saat saja setelah itu terus kealam yang lain.” Begitu kata-kata yang pernah diucapkan pada saya, tapi pindah juga. Ia tidak percaya dengan mitos itu, karena agamanya kuat, ibadahnya kuat dan keyakinan kuat segala sesuatunya Allah yang mengatur.

Selasa, 04 Mei 2010

cerpen Q-ADUL
JAKET LORENG

Peristiwa ini hal suatu biasa, aku senang berbaju ditambah dengan jaket, seperti yang paling aku sukai, adalah aku memakai jaket kulit, rumpi kulit,atau jaket dengan bahan katun atau rompi dengan bahan katun, aku tidak suka jaket atau rompi dengan bahan plastik, karena aku merasa panas, aku lebih suka pakai kaos oblong celana jin bersama jaket,
Entah hari apa yang tidak menduga dan aku tidak mengerti akibatnya, yang aku suka hanya berjaket kemana-mana apalagi waktu jarak yang kutuju dekat dan aku memakai jaket dari suatu angkatan yang kebetulan waktu itu diberi dari besan saya pensiunan.
Dengan senang dan merasa gagah aku memakainya apalagi aku suka rambut cukur habis alias botak satu senti kalau dibilang modelnya. Begitu juga kebetulan jarak dekat aku tidak memakai helem tapi memakai topi warna hijau lumut suatu angkatan.
Hari belum begitu malam jam menunjukan baru sholat isha, ketika itu aku jalan sendirian dengan motor. Tak bisa dihindarkan lagi atau tidak bisa banting setang motor untuk balik menghindari apa itu yang disebut razia motor, karena razia persis ditikungan itulah orang pengendara motor tidak bisa menghindar lagi dari stopan atau pengehentian untuk memeriksa para pengendara motor. Setiap pengendara dihentikan oleh razia gabungan. Yang sangat banyak anggotanya maklum namanya saja razia gabungan
Tinggal giliranku, yang akan diperiksa terutama keadaan kendaraan, surat-surat. Untung aku punya kendaraan sempurna sampai ke kaca spion lampu sen. Dan memang itu yang sering menjadi incaran ketidak lengkapan kendaran bermotor. Tiba giliranku ketika aku ditanya STNK aku selalu membawa, kalau mebawa motor aku pasti membawa STNK. Ketika yang seteruasnya ditanya SIM, aku tidak punya yang aku punya hanya SIM mobil saja. Itupun aku lolos dangan bersyarat. Ada yang tidak lolos, yang tidak di duga duga. Ketika menurut pemerikasaan memakan waktu sedang aku diburu waktu oleh obat yang baru kujemput dari apotik, akan ku bawa ke orang yang sedang membutuhkan untuk harus diobati. Mulanya biasa saja dari suatu pertanyaan kepertanyaan selanjutnya. Karena aku tidak punya SIM motor, maka motor harus ditahan sampai mempunyai SIM motor baru bisa diambil. Belum selesai persoalan SIM yang harus ditukar dengan penyitaan motor. Karena tidak punya SIM motor, maka motor harus ditahan.
Belum selesai persoalan Motor harus ditahan. Persoalan baru muncul yang tidak di duga-duga.

“Ma’af punya kartu anggota?” tanyanya dari angkatan yang lain suaranya mulai meninggi.
“Kartu angota apa pak?” tanyaku pelan karena yang menanya bukan satu angkatan tapi angkatan yang lain lagi.
“Itu kamu memakai jaket itu pasti punya kartu corp suatu angkatan?”
“Tidak punya pak”
“Buka jaketnya” yang satu memerintah.
Yang kebetulan aku waktu itu juga, bukan memaki kaos oblong biasa, aku memakai kaos loreng. Beruntunglah kaos loreng yang aku pakai tidak mewakili dari suatu angkatan.
“Jaket ini dari mana, beli atau diberi oleh siapa atau pinjam.?” tanyanya beruntun. bak meriyam dalam perang.
“Jaket dari besan dan ia security di RW kami”. kataku
“Siapa namanya” tanyanya suara mulai meninggi.
aku jawab dengan sebenar-benarnya. ”Pak Mardiono”
“Jangan bawa – bawa Saudara atau besan?” jawabnya.
“Benar Pak tidak bohong” jawabku sambil aku merenung.

Banyak orang rupanya memakai jaket loreng celana panjang loreng, tidak semuanya militer seperti contohnya aku, tidak semua laki laki pasti militer. Jaket loreng yang disalah gunakan oleh sipil untuk membawa bawa militer, ada juga yang untuk gagahan, sehingga hari ini giliranku yang kena razia bukan motor saja tapi ditambah Jaket yang aku pakai.
Sebenarnya aku sih memakai Jaket, dan aku masih ada 2 Kaket loreng dan jaket polos hijau lumut di rumah. Nah itu suatu kebetulan saja keluar dan kena di jalan yang lagi ada operasi. Dan aku semata mata memakai jaket itu bukan untuk Gagah gagahan.

“Saya sita jaket anda, karena Anda tidak berhak memakai Jaket ini?.”cetusnya.
“Dan anda bukan angkatan, penytaan bukan semata mata disita. Kami akan memberi surat tanda bukti penyitaannya.” Begitu ucapnya sambil menulis secarik kertas bukti iuntuk penyitaan dan mengambil Jaket Loreng.
“Bagiku disita, silahkan apalagi ada bukti penyitaan, dari pada sudah disita digamparin dinasihatin lagi, wah masih beruntung baru disita saja”. Pikirku.

“Kalau anda perlu atau siapa yang perlu ambil Jaket ini di Asrama.” begitu penjelasannya.
“ Sampai kapan jaket loreng itu tidak kuambil”. Pikirku.
“Ya, Pak nanti kalau saya perlu” jawabku, sedikit pun aku tidak memikirkan untuk mengambil Jaket Loreng, yang nota bene memang bukan untuk dipakai sembarangan. Lalu setelah selesai itu aku bertanya.

“Kalau motor pak apakah mau disita juga?.” tanyaku
“Iya Anda bikin SIM motor dulu, baru motor bisa diambil”. jawabnya dengan santai di sutu ruang khusus untuk mengintrograksi bagi mereka-mereka yang melalukan kesalahan.

“Bukan pak motor saya perlu untuk transportasi kesana kemari, antar jemput anak sekolah, untuk kerja dan lain lain”. Mohonku agar motor tidak disita karena saya tidak punya SIM motor.
“Tidak bisa anda harus bikin SIM motor dulu baru bisa ambil ini motor di tempat penyitaan.” Jawabnya kekeh.
“Pak Kan bikin SIM tidak cukup sehari dua hari lama pak, dan Motor saya juga harus diperlukan untuk transport kesana kemari, masah ditahan”. Pintaku memohon.
“Tidak bisa, motor anda tetap kami tahan.” jawabnya tambah kekeh alias tambah tegas.
Lalu aku teringat oleh sesuatu yang memang mau tidak mau harus disampaikan. Tapi rasa keberanian diri untuk mengutarakan itu sungguh saya tidak bisa. Banyak orang mengatakan segala sesuatu itu mudah bisa diselesaikan dengan UUD, bukannya Undang Undang Dasar. Tapi Ujung Ujungnya Duit. Kalimat ini sudah tidak menjadi rahasia umum lagi tapi sudah menjadi bahasa yang lekat di masyarakat.

“Bukan tidak bisa diselesaikan dengan cara yang lain, seperti biasa-biasanya?”.Tanyaku pelan-pelan, dengan sedikit keberanian yang dipaksakan, karena takut tersinggung.
Tapi apa yang kudapatkan jawaban yang diluar dugaan, seperti biasa terus diselesaikan. Bukan menjawab dan menanyakan apa-apa, malah dia tertawa terbahak-bahak.

“Anda sering melakukan begitu yah?”. Bantahnya dengan suara yang sedikit mininggi.
“Tidak pernah baru kali ini itupun saya mencoba memberanikan diri saya, hanya saya sering mendengar jika ada itu ini bisa diselesaikan dengan damai.”

“Tidak semua aparat bigitu, itu kan oknum” jawabnya menurunkan nada suaranya. Aku masih duduk menunggu kalimat kalimat selanjutnya. Sambil aku bertanya tanya dalam hati. “Bisa atau tidak nih?”. Menunggu jawaban dengan jantung pot-potan dan seandainya bisa.
“Aku harus menyiapkan uang berapa untuk menebus motor sedang uang dikantong hanya ada tinggal selembar lima puluhan ribu sisa belanja.”

“Katanya kamu Jaket loreng ini di dapat dari Besan MARDIONO, dia itu pensiunan dan sekarang tinggal dimana?”.
Tanyanya mengejutkan saya, sepertinya pertanyaan ini hanya suatu alih pembicaraan saja. Tapi aku jawab dengan sebenar benarnya.
“Selain Besan juga tinggal di wilayah kami Rt 001/RW 02 juga saya perbantukan sebagai ketua security di wilayah kami, bukan saja sebagai koordinator securyty tapi juga kami anggap sebagai sesepuh lingkungan kami.” Jawabnya ku, dengan sejujurnya sedikit hilang rasa yang semula formil, beralih pada pembicaraan yang sedikit ke non formil, seperti bukan angkatan dengan sipil.

“Lalu kamu siapa di lingkungan situ?” pertanyaan mulai seperti tidak ada batas, yang sesungguhnya dia sedang berdinas. Mulai pembicaraan akrab seperti karib lama.

“Saya sebagai ketua RT disitu.” Jawabku merendah.
Salah satu angkatan lalu memotong pembicaraan.
“Bisa bikin KK (Kartu Keluarga) dan KTP (Kartu tanda Penduduk) dong, saya tinggal di RT 001/RW 002, tapi kami belum pindah kesitu, karena masih tinggal di Rumah dinas, baru rencana mau pindah.” Selanya diantara pembicaraan kami.
“Bisa, datang saja” jawab saya. Pembicaran tambah akrab seperti tidak ada kasus yang tadi sebenarnya akan diselesaikan belum berujung akhir pembicaraan.
Tidak lama kemudian perbincangan sudah memakan waktu.

“Ini motor anda tidak disita, saya kembalikan. Untuk Jaket loreng saja yang disita dan ini kertas bukti sitaan.Anda boleh Pulang.” Kalimatnya begitu singkat.
Sedang aku tambah tidak mengerti ujung kata dan kalimat yang baru saja aku dengar. Tapi untuk menghargai jerih payah kerja dan usaha mengatasi masalah. Aku memberanikan diri lagi bertanya.
“Tidak ada embel apa-apa lagi pak?”.
“Tidak ada silahkan anda boleh pulang, tinggalkan Nomor Telpon Anda”.
Tambah aku tidak mengerti. “Apakah saya akan dilaporkan, karena usaha untuk mencari damai atau yang lainnya”. Pikirku.
Aku tidak berpikir panjang, kutulis nonor telpon HP ku.
“Saya akan datang ke rumah anda mau Bikin KK., dan KTP ”. Sambil mengambil kertas catatan nomor HP ku

Sampai saat sekarang bapak itu tidak datang-datang,ke rumah saya atau menelpon kemungkinan tidak jadi pindah atau tugas keluar daerah.
Dan yang saya bertanya dalam hati saya. “Mengapa saya tidak dikenai denda apa-apa?. Atau karena mereka juga kenal dengan MARDIONO mungkin mantan Komadannya. Seperti apa yang saya ceritrakan singkat di sela-sela obrolan tadi”.



Tanggerang 21-12-09



DI UJUNG DAN UJUNG besan

Seperti selalu ia ceriterakan sesunggungunya ia sudah tidak tahan untuk meneruskan atau melanjutkan dalam merajut rumah tangga. Dan selanjutnya atau untuk melanjutkan. Untuk menyambung keramik yang sudah berantakan bukan pecah dia bisa dilem tapi ini kehancuran pecahnya. “Kami selalu tidak ada kecocokan dan tidak pernah rasa sidikit bahagia, dan tiadak ada rasa kepedulian dan tidak ada rasa sayang seperti orang orang berumah tangga’”. Begitu ceriteranya. Banyak ceritera masukan, dari teman, saudara untuk mencoba, menyabari, menjalani dengan secara perlahan lahan.
“Kalau untuk dipaksakan terus rumah tangga ini, tidak akan semakin langgeng, tapi semakin ricuh di ujung rumah tangga. Sepertinya ia akan meletakan taruhan karena orang tua dari pihak sana mengatakan bahwa rumah tangga yang dilaksankan pada hari H, bulan h dan tahun h,yang tidak disepakati dan tidalam hitungan puput weton primbon. Rumah tangganya tidak akan langgeng begitu persoalanya”.
Sedang aku sebagai orang tua anakku perempuan. Sebelumnya sudah menyepakati tgl. dan hari yang telah ditentukan. Telah dirubah secara mendadak oleh orang tua dari pihak lelaki. Aku sebagai dari pihak perempuan tetap kekeh pada pendirian yang telah disepakati bersama pada awal pembicaraan. Karena tidak bisa membatalkan secara mendadak apa-apa yang sudah dipesan. Untuk melaksanakan tugas bersama menyatukan anak dia dan anakku. Dan bukan Berarti menyatukan anak dia dan anakku. Tapi tugas yang paling mulia adalah telah menyatukan dua keluarga besar dari pihak pria dan keluarga besar pihak wanita. Itu tujuan semata mata membangun dua persaudaraan yang telah disatukan dengan adanya ikatan anak dia dan anakku.
Ada di selah untuk pemaksaan untuk merubah hari di sela menjelang pernikahan. Ia berkata dalam telpon. “Jika dipaksakan dengan tgl. itu, rumah tangganya nanti tidak akan langgeng.” Begitu katanya tiga tahun yang lalu.
Bukannya aku tidak yakin dan itu hak setiap individu meyakini keyakinan masing-masing. Bukannya aku menantang keyakinan mereka. Dan Aku bukannya tidak percaya dengan hari dan bulan mana yang dianggap mengandung kemuliaan. Bulan hari semua baik, dan mana yang jelek semua hari dan bulan bagus masalah langgeng dan tidak langgeng rumah tangga adalah mereka yang melakukan mereka yang menjalani bukan karena hari dan bulan”.
Pertaruhan ini rupanya kalah dan rumah tangga mereka terus langgeng, tapi lama lama berjalan menedekati tiga tahun ku dengar mereke mulai di ujung keretakan.
Aku siang malam dan setiap sholat Wajib maupun sholat sholat sunahdan tahajud untuk berdoa agar rumah tangga itu jangan sampai retak putus di tengah jalan sesaui dengan ramalan pihak mereka, terakhir aku senang mereka pulih, telah lepas dari kerumitan rumah tangga.

Tak selang beberapa bulan ada berita sangat mengejutkan. Kalau berita tentang Korupsi dimana-mana itu hal biasa, mafia peradilan di pengadilan sudah mengejawantah itu tidak heran, badar narkoba dimasukan ke tempat tinja juga tidak menjadi kejutan, semua perkara terselesaikan cuma dengan amplop katanya urusan telah selesai, tidak menjadi kejutan. Yang menjadi kejutan ini katanya anaku telah menggelapkan uang atau memakai uang tanpa sepengetahuan suaminya sebanyak 30 juta lebih.

Berapa minggu yang lalu suaminya berceritera pada aku menanyakan.
“Ati telah memakai uang sekian dan mau naya dipakai bisnis apa?”
Kan lucu suami istri yang baru lepas kerumitan rumah tangga kok kecolongan uang dipakai tanpa sepengetahuan suami. “Bagaima control keuangannya.?” pikirku.
Tidak selang beberapa hari ayah dari mantuku menelpon dengan seperti memperjelas pertanyaan yang sudah ditanyakan anaknya.
Tinggal aku berpikir kesalahn mereke berdua dalam manjemen keungan lalu kehilangan sepertinya ingin aku yang mepertangung jawabkan. Atau aku sebagian memakai uang dari pemberian begitu barangkali.
Sekarang aku cuma mengusulkan coba di urut uang yang diterima dari siapa, sejumlah berapa dan laulu dipakai atua dipergunakan untuk apa? bisa di urut misal
Katanya biaya perkawina
Biaya melahirkan
Biaya Keka
Biaya perwatan anak
Biaya ulang tahun yang mewah di Mall-mall
Belanja-belanja yang harganya wah-wah
Memberikan orang tua
Membelikan orang Tua atau meminjamkan pada orang tua
Dibagi perkawinan sudah berjalan berapa tahun berapa bulan berapa minggu tinggal dibagi.
Yang menjadi pemikiran pra duga tak bersalah ini hanya suatu alasan atau mencari cari bagimana untuk memutuskan tali kebahagian mereka atau suatu cara untuk mendapatkan uang orang tua untuk usaha karena dua-duanya tidak mempunyai mata pencaharian yang didapa perbulannya. Itu dugaan sementar. Semoga itu tidak benar. Mereka benar benar kesusahan dalam keuangan yang katanya dipakai oleh istrinya tanpa sepengaetahuan suaminya.