Senin, 09 November 2009

Islam Tidak Beda

pelindungmu dari selain Allah, Padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?". Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; Apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan yang Maha Esa lagi Maha Perkasa".

Surat Al Arad (QS;13) ayat 33
                                           
33. Maka Apakah Tuhan yang menjaga Setiap diri terhadap apa yang diperbuatnya (sama dengan yang tidak demikian sifatnya)? mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah. Katakanlah: "Sebutkanlah sifat-sifat mereka itu". atau Apakah kamu hendak memberitakan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya di bumi, atau kamu mengatakan (tentang hal itu) sekadar Perkataan pada lahirnya saja. sebenarnya orang-orang kafir itu dijadikan (oleh syaitan) memandang baik tipu daya mereka dan dihalanginya dari jalan (yang benar). dan Barangsiapa yang disesatkan Allah, Maka baginya tak ada seorangpun yang akan memberi petunjuk.
Surat Ar Ruum (QS;30) ayat 28
  •       •                    
28. Dia membuat perumpamaan untuk kamu dari dirimu sendiri. Apakah ada diantara hamba-sahaya yang dimiliki oleh tangan kananmu, sekutu bagimu dalam (memiliki) rezeki yang telah Kami berikan kepadamu; Maka kamu sama dengan mereka dalam (hak mempergunakan) rezeki itu, kamu takut kepada mereka sebagaimana kamu takut kepada dirimu sendiri? Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat bagi kaum yang berakal.

Surat Saba (QS;34) ayat 27
              
27. Katakanlah: "Perlihatkanlah kepadaku sembah-sembahan yang kamu hubungkan dengan Dia sebagai sekutu-sekutu-Nya, sekali-kali tidak mungkin! sebenarnya Dia-lah Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.


Surat Az Zumar (QS;39) ayat 29
                     
29. Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang laki-laki (budak) yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja); Adakah kedua budak itu sama halnya? segala puji bagi Allah tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

Surat Asy Syuura (QS;42) ayat 21
                   •     
21. Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. dan Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang Amat pedih.



Surat Al Qalaam (QS;68) ayat 41
        
41. atau Apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu? Maka hendaklah mereka mendatangkan sekutu-sekutunya jika mereka adalah orang-orang yang benar.

Syirik asal kata dari syurakaakum lihat surat Al Araaf (QS;7) ayat 195
                              
195. Apakah berhala-berhala mempunyai kaki yang dengan itu ia dapat berjalan, atau mempunyai tangan yang dengan itu ia dapat memegang dengan keras[589], atau mempunyai mata yang dengan itu ia dapat melihat, atau mempunyai telinga yang dengan itu ia dapat mendengar? Katakanlah: "Panggillah berhala-berhalamu yang kamu jadikan sekutu Allah, kemudian lakukanlah tipu daya (untuk mencelakakan)-ku. tanpa memberi tangguh (kepada-ku)".

[589] Kata yabthisyuun di sini diartikan bertindak dengan keras; Maksudnya: menampar, merusak, memukul, merenggut dengan kasar dan sebagainya.



Surat Yunus (QS;10) ayat 71
             •                     
71. dan bacakanIah kepada mereka berita penting tentang Nuh di waktu Dia berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, Maka kepada Allah-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). kemudian janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku.

Surat Asy Syu’araa’ (QS;26) ayat 64
   
64. dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain[1086].

[1086] Yang dimaksud: golongan yang lain ialah Fir'aun dan kaumnya. maksud ayat ialah di bagian yang terbelah itu Allah memperdekatkan antara Fir'aun dan kaumnya dengan Musa dan Bani Israil.


Surat Faathir (QS;35) ayat 40
                                 • 
40. Katakanlah: "Terangkanlah kepada-Ku tentang sekutu-sekutumu yang kamu seru selain Allah. perlihatkanlah kepada-Ku (bahagian) manakah dari bumi ini yang telah mereka ciptakan ataukah mereka mempunyai saham dalam (penciptaan) langit atau Adakah Kami memberi kepada mereka sebuah kitab sehingga mereka mendapat keterangan-keterangan yang jelas daripadanya? sebenarnya orang-orang yang zalim itu sebahagian dari mereka tidak menjanjikan kepada sebahagian yang lain, melainkan tipuan belaka".

Syirik asal dari kata surakaahum lihat surat An Nahl (QS;16)
ayat 86
          •          
86. dan apabila orang-orang yang mempersekutukan (Allah) melihat sekutu-sekutu mereka[835], mereka berkata: "Ya Tuhan Kami mereka Inilah sekutu-sekutu Kami yang dahulu Kami sembah selain dari Engkau". lalu sekutu-sekutu mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya kamu benar-benar orang-orang yang dusta".

[835] Yang dimaksud dengan sekutu di sini ialah apa-apa yang mereka sembah selain Allah atau syaitan-syaitan yang menganjurkan mereka menyembah berhala.

Syirik asal kata dari syurakaukum lihat surat Al An’am (QS;6) ayat 22
            
22. dan (ingatlah), hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya[464] kemudian Kami berkata kepada orang-orang musyrik: "Di manakah sembahan-sembahan kamu yang dulu kamu katakan (sekutu-sekutu) kami?".

[464] Semua makhluk Allah yang mukallaf.








Surat Yunus (QS;10) ayat 28
                •    
28. (ingatlah) suatu hari (ketika itu). Kami mengumpulkan mereka semuanya, kemudian Kami berkata kepada orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan): "Tetaplah kamu dan sekutu-sekutumu di tempatmu itu". lalu Kami pisahkan mereka dan berkatalah sekutu-sekutu mereka: "Kamu sekali-kali tidak pernah menyembah kami.

Syirik asal kata dari Syurakauna lihat surat An Nahl (QS;16)
ayat 86
          •          
86. dan apabila orang-orang yang mempersekutukan (Allah) melihat sekutu-sekutu mereka[835], mereka berkata: "Ya Tuhan Kami mereka Inilah sekutu-sekutu Kami yang dahulu Kami sembah selain dari Engkau". lalu sekutu-sekutu mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya kamu benar-benar orang-orang yang dusta".
[835] Yang dimaksud dengan sekutu di sini ialah apa-apa yang mereka sembah selain Allah atau syaitan-syaitan yang menganjurkan mereka menyembah berhala.

Syirik asal kata dari syurakauhum lihat surat Al An’am (QS;6) ayat 137
 •                     
137. dan Demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah menjadikan kebanyakan dari orang-orang musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agama-Nya[509]. dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggallah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.

[509] Sebahagian orang Arab itu adalah penganut syariat Ibrahim. Ibrahim a.s. pernah diperintahkan Allah mengorbankan anaknya Isma'il. kemudian pemimpin-pemimpin agama mereka mengaburkan pengertian berkorban itu, sehingga mereka dapat menanamkan kepada pengikutnya, rasa memandang baik membunuh anak-anak mereka dengan alasan mendekatkan diri kepada Allah, Padahal alasan yang Sesungguhnya ialah karena takut miskin dan takut ternoda.

Syirik asal kata dari syurakikum lihat surat Yunus(QS;10) ayat 34 dan 35.
    •                    •                 •           
34. Katakanlah: "Apakah di antara sekutu-sekutumu ada yang dapat memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali?" Katakanlah: "Allah-lah yang memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali; Maka Bagaimanakah kamu dipalingkan (kepada menyembah yang selain Allah)?"
35. Katakanlah: "Apakah di antara sekutu-sekuturmu ada yang menunjuki kepada kebenaran?" Katakanlah "Allah-lah yang menunjuki kepada kebenaran". Maka Apakah orang-orang yang menunjuki kepada kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah orang yang tidak dapat memberi petunjuk kecuali (bila) diberi petunjuk? mengapa kamu (berbuat demikian)? Bagaimanakah kamu mengambil keputusan?

Surat Ar Ruum (QS;30) ayat 40
             •           
40. Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.

Syirik asal kata lisurakana lihat surat Al An’am (QS;6) ayat 136
                                  
136. dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah, lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka: "Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami". Maka saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah; dan saji-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, Maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka[508]. Amat buruklah ketetapan mereka itu.

[508] Menurut yang Diriwayatkan bahwa hasil tanaman dan binatang ternak yang mereka peruntukkan bagi Allah, mereka pergunakan untuk memberi makanan orang-orang fakir, orang-orang miskin, dan berbagai amal sosial, dan yang diperuntukkan bagi berhala-berhala diberikan kepada penjaga berhala itu. apa yang disediakan untuk berhala-berhala tidak dapat diberikan kepada fakir miskin, dan amal sosial sedang sebahagian yang disediakan untuk Allah (fakir miskin dan amal sosial) dapat diberikan kepada berhala-berhala itu. kebiasaan yang seperti ini Amat dikutuk Allah.

Syirik asal kata dari lisyurakaihim lihat surat Ar Ruum (QS;30) ayat 13.
      •     
13. dan kepunyaan Allah-lah segala yang ada pada malam dan siang. dan Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

Surat Al Qalam (QS;68) ayat 41
        
41. atau Apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu? Maka hendaklah mereka mendatangkan sekutu-sekutunya jika mereka adalah orang-orang yang benar.

Syirik asal kata dari syurakai lihat surat An Nahl (QS;16)ayat 28
         •      •      
28. (yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh Para Malaikat dalam Keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); "Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatanpun". (Malaikat menjawab): "Ada, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang telah kamu kerjakan".

Surat Al Kahfi (QS;18) ayat 52
            • 
52. dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Dia berfirman: "Serulah olehmu sekalian sekutu-sekutu-Ku yang kamu katakan itu". mereka lalu memanggilnya tetapi sekutu-sekutu itu tidak membalas seruan mereka dan Kami adakan untuk mereka tempat kebinasaan (neraka).






Surat Al Qashas (QS;28) ayat 62
        
62. dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata: "Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu katakan?"

Surat 28 ayat 74
        
74. dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata: "Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu katakan?"

Surat Fushshilat (QS;41) ayat 47
                            •   
47. kepada-Nyalah dikembalikan pengetahuan tentang hari Kiamat[1335]. dan tidak ada buah-buahan keluar dari kelopaknya dan tidak seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya. pada hari Tuhan memanggil mereka: "Dimanakah sekutu-sekutu-Ku itu?"[1336], mereka menjawab: "Kami nyatakan kepada Engkau bahwa tidak ada seorangpun di antara Kami yang memberi kesaksian (bahwa Engkau punya sekutu)".

[1335] Maksudnya: hanya Allah-lah yang mengetahui kapan datangnya hari kiamat itu.
[1336] Yang dimaksud sekutu-sekutuKu ialah berhala-berhala yang mereka anggapa sebagai sekutu tuhan.

Syirik asal kata musyrik lihat Surat Al Baqarah (QS;2) ayat 221
                               •     •      ••   
221. dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.

Surat An Nur (QS;24) ayat 3
•       •            
3. laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin[1028].

[1028] Maksud ayat ini Ialah: tidak pantas orang yang beriman kawin dengan yang berzina, demikian pula sebaliknya.

Syirik asal kata al-musyrikun lihat surat Al An‘am(QS;6) ayat 121
           •           
121. dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya[501]. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, Sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.

[501] Yaitu dengan menyebut nama selain Allah.

Lihat surat At Taubah (QS;9) ayat 28
                             
28. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis[634], Maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam[635] sesudah tahun ini[636]. dan jika kamu khawatir menjadi miskin[637], Maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

[634] Maksudnya: jiwa musyrikin itu dianggap kotor, karena menyekutukan Allah.
[635] Maksudnya: tidak dibenarkan mengerjakan haji dan umrah. menurut Pendapat sebagian mufassirin yang lain, ialah kaum musyrikin itu tidak boleh masuk daerah Haram baik untuk keperluan haji dan umrah atau untuk keperluan yang lain.
[636] Maksudnya setelah tahun 9 Hijrah.
[637] Karena tidak membenarkan orang musyrikin mengerjakan haji dan umrah, karena pencaharian orang-orang Muslim boleh Jadi berkurang.

Surat 9 ayat 33
              
33. Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.

Surat Yusuf (QS;12) ayat 106
       
106. dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam Keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).

Surat An Nahl (QS;16) ayat 100
         
100. Sesungguhnya kekuasaanNya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya Jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah.

Surat Ash Shaff (QS;61) ayat 9
              
9. Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci.

Syirik asal kata al-musyrikin lihat surat Al Baqarah (QS;2) ayat 105, 135, dan 221.
•          •                 
105. orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari Tuhanmu. dan Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya (untuk diberi) rahmat-Nya (kenabian); dan Allah mempunyai karunia yang besar.


Surat 2 ayat 135
  •               
135. dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk". Katakanlah : "Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. dan bukanlah Dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik".

Surat 2 ayat 221
                               •     •      ••   
221. dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.

Surat Ali Imran (QS;3) ayat 67
              
67. Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi Dia adalah seorang yang lurus[201] lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah Dia Termasuk golongan orang-orang musyrik.

[201] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.

Surat 3 Ayat 95
    •        
95. Katakanlah: "Benarlah (apa yang difirmankan) Allah". Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah Dia Termasuk orang-orang yang musyrik.



Surat Al An’am (QS;6) ayat 14,23,79,106,137, dan 161
                  •        
14. Katakanlah: "Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, Padahal Dia memberi Makan dan tidak memberi makan?" Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama kali menyerah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang musyrik."

Surat 6 ayat 23
          •  
23. kemudian Tiadalah fitnah[465] mereka, kecuali mengatakan: "Demi Allah, Tuhan Kami, Tiadalah Kami mempersekutukan Allah".

[465] Yang dimaksud dengan fitnah di sini ialah jawaban yang berupa kedustaan.

Surat 6 ayat 79
             
79. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah Termasuk orang-orang yang mempersekutukan tuhan.

Surat 6 ayat 106
•               
106. ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu; tidak ada Tuhan selain dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.

Surat 6 ayat 137
 •                     
137. dan Demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah menjadikan kebanyakan dari orang-orang musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agama-Nya[509]. dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggallah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.

[509] Sebahagian orang Arab itu adalah penganut syariat Ibrahim. Ibrahim a.s. pernah diperintahkan Allah mengorbankan anaknya Isma'il. kemudian pemimpin-pemimpin agama mereka mengaburkan pengertian berkorban itu, sehingga mereka dapat menanamkan kepada pengikutnya, rasa memandang baik membunuh anak-anak mereka dengan alasan mendekatkan diri kepada Allah, Padahal alasan yang Sesungguhnya ialah karena takut miskin dan takut ternoda.

Surat 6 ayat 161
                 
161. Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah Termasuk orang-orang musyrik".


Lihat Surat Attaubah (QS;9) ayat 1,3,4,6,7,17,dan 36

         
1. (Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan RasulNya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah Mengadakan Perjanjian (dengan mereka).

Surat 9 ayat 3 dan 4
     ••    •                                               •    
3. dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar[628] bahwa Sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertobat, Maka bertaubat itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. dan beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.
4. kecuali orang-orang musyrikin yang kamu telah Mengadakan Perjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi sesuatu pun (dari isi perjanjian)mu dan tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi kamu, Maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya[629]. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa.

[628] Berbeda Pendapat antara mufassirin (ahli tafsir) tentang yang dimaksud dengan haji akbar, ada yang mengatakan hari Nahar, ada yang mengatakan hari Arafah. yang dimaksud dengan haji akbar di sini adalah haji yang terjadi pada tahun ke-9 Hijrah.
[629] Maksud yang diberi tangguh empat bulan itu Ialah: mereka yang memungkiri janji mereka dengan Nabi Muhammad SAW. Adapun mereka yang tidak memungkiri janjinya Maka Perjanjian itu diteruskan sampai berakhir masa yang ditentukan dalam Perjanjian itu. sesudah berakhir masa itu, Maka tiada lagi perdamaian dengan orang-orang musyrikin.

Surat 9 ayat 6 dan 7
               •                          •    
6. dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, Maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.
7. bagaimana bisa ada Perjanjian (aman) dari sisi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin, kecuali orang-orang yang kamu telah Mengadakan Perjanjian (dengan mereka) di dekat Masjidilharaam[632]? Maka selama mereka Berlaku Lurus terhadapmu, hendaklah kamu Berlaku Lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.

[632] Yang dimaksud dengan dekat Masjidilharam Ialah: Al-Hudaibiyah, suatu tempat yang terletak dekat Makkah di jalan ke Madinah. pada tempat itu Nabi Muhammad SAW Mengadakan Perjanjian gencatan senjata dengan kaum musyrikin dalam masa 10 tahun.




Surat 9 ayat 17
                •   
17. tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka.

Surat 9 ayat 36
•                                    •    
36. Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram[640]. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri[641] kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

[640] Maksudnya antara lain Ialah: bulan Haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah Haram (Mekah) dan ihram.
[641] Maksudnya janganlah kamu Menganiaya dirimu dengan mengerjakan perbuatan yang dilarang, seperti melanggar kehormatan bulan itu dengan Mengadakan peperangan.

Surat 9 ayat 113
  •             •  •   
113. Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum Kerabat (Nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam.

Surat Yunus (QS;10) ayat 105
      •   
105. dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang musyrik.

Surat Yusuf (QS;12) Ayat 108
           •        
108. Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik".

Surat Al Hijr (QS;15) ayat 94
      
94. Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.

Surat An Nahl (QS;16) ayat 120 dan 123
•   •        
120. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif[843]. dan sekali-kali bukanlah Dia Termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan),

[843] Hanif Maksudnya: seorang yang selalu berpegang kepada kebenaran dan tak pernah meninggalkannya.

Surat 16 ayat 123
    •         
123. kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" dan bukanlah Dia Termasuk orang-orang yang mempersekutukan tuhan.

Surat Al Haji (QS;22) ayat 31
                      
31. dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.

Surat Al Qashash (QS;28) ayat 87
               •   
87. dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-sekali kamu Termasuk orang-orang yang mempersekutukan tuhan.

Surat Ar Ruum (QS;30) ayat 31
   •       
31. dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,

Surat 30 ayat 42
               
42. Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)."

Surat Al Ahzab (QS;33) ayat 73
                
73. sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Surat Al Mu’min (QS;40) ayat 84
    •     •   
84. Maka tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata: "Kami beriman hanya kepada Allah saja, dan Kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah Kami persekutukan dengan Allah".

Surat Fushshilat (QS;41) ayat 6
                 
6. Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, Maka tetaplah pada jalan yang Lurus menuju kepadanya dan mohonlah ampun kepadanya. dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya,

Surat Asy Syuura (QS;42) ayat 13
                                          
13. Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah agama[1340] dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).

[1340] Yang dimaksud: agama di sini ialah meng-Esakan Allah s.w.t., beriman kepada-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhirat serta mentaati segala perintah dan larangan-Nya.

Surat Al Fath (QS;48) ayat 6
                    •    
6. dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang Amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. dan (neraka Jahannam) Itulah sejahat-jahat tempat kembali.

Surat Al Bayyinah (QS;98) ayat 1 dan 6
•         •        





           




1. orang-orang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,

6. Sesungguhnya orang-orang yang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.

Syirik dari asal kata musyrikatan/in lihat surat Al Baqarah (QS;2) ayat 221
                               •     •      ••   
221. dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.



Surat An Nuur (QS;24) ayat 3



•       •            
3. laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin[1028].

[1028] Maksud ayat ini Ialah: tidak pantas orang yang beriman kawin dengan yang berzina, demikian pula sebaliknya.

Syirik merupakan perbuatan dosa yang paling berat lihat surat Lukman ayat 13.
               
13. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

yang tidak dapat diampuni lihat surat An Nissa ayat 48,
•                     
48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.

Bukan karena Allah iri hati - karena itu mustahil BagiNya – tetapi karena syirik itu merusak akhlak manusia. Demikian kejinya perbuatan syirik itu sehingga orang yang melakukannya (musyrik) dianggap najis daan diharamkan mendekati Mesjid al-Haram lihat surat Al Taubah (QS;9) ayat 28.
                             
28. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis[634], Maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam[635] sesudah tahun ini[636]. dan jika kamu khawatir menjadi miskin[637], Maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

[634] Maksudnya: jiwa musyrikin itu dianggap kotor, karena menyekutukan Allah.
[635] Maksudnya: tidak dibenarkan mengerjakan haji dan umrah. menurut Pendapat sebagian mufassirin yang lain, ialah kaum musyrikin itu tidak boleh masuk daerah Haram baik untuk keperluan haji dan umrah atau untuk keperluan yang lain.
[636] Maksudnya setelah tahun 9 Hijrah.
[637] Karena tidak membenarkan orang musyrikin mengerjakan haji dan umrah, karena pencaharian orang-orang Muslim boleh Jadi berkurang.

Manusia diberi mandat untuk menjadi khalifah Allah di muka bumi lihat surat Al Baqarah (QS;2) ayat 30
                     •         
30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Dari surat 2 ayat 30 menunjukan bahwa manusia diberi kekuasaan dan kepercayaan untuk memimpin seluruh makluk Allah yang ada di bumi, Allah telah menciptakan seluruh yang ada dilangit dan di bumi untuk tunduk kepada manusia lihat surat Al Jaatshiyah (QS;45) ayat 12 – 13 dengan firmannya sebagai berikut :
                  •         •      
12. Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia -Nya dan Mudah-mudahan kamu bersyukur.
13. dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.

Bahkan termasuk malaikat pun diperintahkan untuk bersujud kepada manusia surat al Baqarah (QS;2) ayat 34.
             
34. dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah[36] kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia Termasuk golongan orang-orang yang kafir.

[36] Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.

Dengan demikian manusia mempunyai kedudukan yang sangat tinggi di atas sekalian makhluk. Karena manusia diciptakan untuk memimpin jagad raya, serta diberi kekuatan dan kekauasaan untuk menaklukan dan menguasai segala sesuatu demi kesejahteraan dan kemakmuran umat manusia, agar tugas kekhlifahannya berhasil; tentu akan menurunkan derajat sendiri jika ia mengambil makhluk lain sebagai Tuhan, dan bersujud kepada benda-benda yang seharusnya ia perintah dan ia taklukan surat Al An’am (QS;6) ayat 165
               •       
165. dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Itulah sebabnya Syirik dikatagorikan sebagai perbuatan dosa yang paling besar dan tak dapat diampuni, karena Syirik menurunkan derajat manusia, dan membuat manusia taka pantas lagi menempati kedudukan tinggi yang telah ditentukan Alloh untuknya.
Berdasarkan ayat al-Quran dapat disimpulkan ada dua bentuk syirik , yaitu :
Pertama, bentuk yang paling menyolok, ialah menyembah sesuatu selain Alloh, misalnya batu, pohon, binatang, patung, kuburan, benda-benda langit, kekuatan alam, manusia yang dianggap setengah dewa, dewa penjelmaan Tuhan, anak laki-laki atau anak perempuan Tuhan.
Kedua bentuk syirik yang kurang menyolok, ialah menyekutukan sesuatu dengan Alloh, dengan menganggap benda benda itu mempunyai sifat-sifat yang sama seperti sifat Alloh. Kepercayaan ada dua Tuhan, Tuhan pencipta kebaikan dan Tuhan pencipta kejahatan.

Maraji :
Ensiklopedi Islam Indonesia
Disusun oleh Tim penulis
IAINS YARIF HIDAYATULLAH
ketua PROF. DR.H. HARUN NASUTION
Penerbit DJAMBATAN – 1992









BARZANJI al-MADANI, JA’FAR al-

Seorang khatib Mesjid Nabawi di Madinah (W 1763/1177 H) menjadi terkenal karena kumpulan syair-syairnya yang menggambarkan sentralnaya kelahiran Nabi Muhammad bagi umat manusia. Kumpulan tersebut sebenarnya dinamai “Ceritera tentang Kelahiran Nabi” (Qissat al-Maulid an-Nabawi), namun menjdi terkenal dengan sebutan Barzanji.
Di bebrapa masyrakat Islam, termasuk Indonesia, Berzanji bersama sama dengan karya-karya lain yang sejenis seperti al-Burdah dan Ziba, sering dibaca pada upacara-upacara keagamaan tertentu khususnya pada peringatan hari lahirnya Nabi (Maulid Nabi). Dalam membaca barzanji dan sejenisnya dimasukan juga berbagai ritus yang bercorak gerakan, improvisasi pembacaan dan penyediaan materi-materi tertentu, Selam bulan Maulid (Rabiulawal) bisa saja berzanji dibaca tiap malam sebulan penuh berpindah pindah dari satu rumah ke rumah yang lain dalam suatu lingkungan kelompok muslim.












Rabi’ah Al-Adawiyah Lengkapnya Rabi’ah binti Ismail al-Adawiyah aal-basriyah adalah seorang sufi-wanita terkenal dari abad ke-8 (2 ). Ia diperkirakan lahir pada 713 (95 H) atau 717 (99 H) di suatu perkampungan diluar kota Basrah (Irak). Ia wafat di kota itu pada 801 (185), dalam usia 90 atau 86 tahun. Ia bukanlah Rabi’ah yang wafat di Baitul Maqdis (Yerusalem pada 753 (135 H).
Rabi’ah al-Adawiyah dilahirkan sebagai putri keempat dari sebuah keluarga yang miskin. Karena ia putri keempat. Ia diberi nama Rabi’ah (yang kemepat). Kedua orang tuannya wafat ketika ia masih berusia kanak-kanak. Konon pada saat terjadi kelaparan di Basrah, ia dilarikan oleh penjahat dan dijual kepada suatu keluarga dengan harga enam dirham. Pada keluarga itulah ia harus bekerja keras, tapi berkat kesalehan dan ketekunannya beribadat atau bermunajat pada Tuhan, serta munculnya keadaan ajaib di sekitar dirinya, keluarga tersebut, yang menyaksikan keadaan itu, merasa terpanggil untuk membebaskannay. Setelah bebas, ia memusat perhatian pada kegiatan beribadat. Tidak begitu jelas dari siapa ia menimba p[engatuan keislaman.
Rabia’ah a-Adawiyah pada mulanya tinggal di suatu dusun, tapi kemudian tinggal di kota Basrah, dan bagian terbesar dari usianya dihabiskan di kota itu. Disana ia memiliki majelis yang dikunjungi banyak murid. Majelisnya itu juga sering dikunjungi oleh zahid-zahid lain, untuk keperluan bertukar pikiran dengan sufi wanita itu. Di antara mereka yang pernah mengunjunginya adalah : Malik bin Dinar (w,748/130 H), Sufyan as-Sauri (w.778/161 H), dan syaqiq al-Balkhi (w.810/194 H).
Rabi’ah al-Adawiyah terkenal zahid (tak tertarik pada harta dan kesenangan diniawi) dan tak pernah mau meminta pertolongan pada orang lain. Ketika ia ditanya orang mengapa ia bersikap demikian ( tidak mau meminta pertolongan pada orang lain) ia menjawab :”Saya malu meminta sesuatu pada Dia (Allah) yang memilikinya, apalagi pada orang-orang yang bukan menjadi pemilik sesuatu itu .... Sesungguhnya Allah lah yang memberi rejeki kepadaku dan kepada mereka yang kaya. Apakah Dia yang memberi rezeki kepada orang orang-orang yang miskin? Sekiranya Dia menghendaki begitu, maka kita harus menyadari posisi kita sebagai hamba-Nya dan haruslah kita menerimanya dengan hati rida (SENANG).”
Berbeda dari para zahid atau sufi yang yang mendahuluinya atau yang sejaman dengannya, ia dalam menjalankan tasawuf itu bukanlah karena dikuasai oleh perasaan takut kepada Allah atau takut kepada neraka-Nya. Hatinya ternyata penuh oleh perasaan cinta dan asyik-maksyuk dengan Allah, sebagai Kekasihnya. Bagaimana gelora cintanya kepada Tuhan. tergambar dalam sejumlah ungkapan-ungkapan berikut ini, yang lazim dihiubungkan orang kepada dirinya:
Aku mengabdi kepada Tuhan bukan takut kepada Neraka ... bukab pula ingin masuk masuk surga.... tapi aku mengabdi karena cintaku kepada-Nya.
“Tuhanku, jika aku mengabdi kepadaMu karena takut pada neraka, bakarlah aku didalamnya. dan jika aku mengabdi kepada-Mu karena mengharapkan surga., jaukanlah aku daripadanya: tetapi jika Kau kupuja semata-mata karena Kau, maka janganlah Kau-sembunyikan kecantin-Mu yang kekal dariku.
“Ya Tuhan bintang di langit telah gemerlapan, orang-orang telah bertiduran, pintu-pintu istana telah dikunci dan tiap kekasih telah menyendiri dengan kekasihnya dan inilah aku di hadirat-Mu.”
Sewaktu fajar telah menyinsing :
“Tuhanku, malam telah berlalu dan siang segera menampakan diri. Aku gelisah apakah amalankui Kau-terima hingga aku merasa bahagia, ataukah Kau-tolak hingga aku merasa sedih. Demi kemuliaan-Mu inilah ayang akan kulakukan selama aku Kau-beri hayat. Sekiranya Kau-usir dari depan pintu-Mu, aku tidak akan pergi, karena cinta pada-Mu telah memenuhi hatiku.”
“Aku mencintai-Mu dengan dua cinta : cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu. Cinta karena diriku adalah keadaanku senantiasa mengingat-Mu, dan cita karena diri-Mu adalah keadaan-Mu menyingkapkan tabir hingga Kau kulihat. Baik untuk ini maupun untuk itu, pujian bukanlah bagiku, tapi bagi-Mullah pujian untuk semuanya.”

“Wahai Kekasih-hati, hanya Kau-lah yang kucintai. Beri ampunlah pembuat dosa yang datang ke hadirat-Mu. Engkazulah harapanku, kebahagiaan dan kesenanganku. Hatiku telah enggan mencintai selain dari-Mu.”
Demikianlah ungkapan-ungkapan yang dihubungkan orang kepada Rabi’ah al Adawiyah, dan dengan begitu pra sarjana tasawuf memandang sufi wanita itu sebagai tonggak penting perkembangan tasawuf dari fase dominasi emosi emosi takut
kepada Allah kepada fase dominasi atau pengembangan emosi cinta yang maksimal kerpada-Nya.
Sumber-sumber tasawuf juga memberikan cukup banyak anekdot yang menggambarkan peristiwa-peristiwa keramat yang terjadi pada dirinya. Disebutkan antara lain bahwa pada suatu hari ia dikerumni oleh kawanan rusa , kambing hutan dan keledai liar, tapi ketika zaid lain kebetulan datang menghampiri sufi-wanita itu, kawanan binatang itu lari menghindar (tak mau berkawan dengan zaid yang datang itu). Konon saat menjelang ia wafat ia menyuruh para sahabatnya keluar dari tempat pembaringan:” Keluarlah, dan berikan ruang untuk para utusan Tuhan.” Ketika mereka keluar dan meutup pintu, kedengarlah oleh mereka suara Rabi’ah yang mengucapkan syahadat, kemudian menyusul jawaban. “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu, masuklah dalam kelompok hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam Surga-Ku,” al-Quran 89 ayat 27-30
 • •      •       • 
27. Hai jiwa yang tenang.
28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
29. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
30. masuklah ke dalam syurga-Ku.

Yang agaknya diperdengarkan oleh para malikat yang menjemput ruh (jiwa)-nya.













SALAFYAH


Salafiyah adalah istilah yang mengacu kepada sikap atau pendirian para ulama Islam dari generasi {-generasi} {yang paling awal} dalam lapangan akidah, atau mengacu kepada golongan umat Islam yang bersikap dan berpendirian seperti yang dimiliki oleh para ulama dari generasi {-generasi} salaf tesebut.

Kalangan ulama yang paling sering dan paling bersemangat mengaku sebagai golongan salafiyah, adalah ulam ulama yang dalam lapangan fikih bermazhab Hambali, terutama sejak abad ke 10 { 4 H}. Ketika pihak lain, seperti kaum Asy’ariyah sebagai kaum yang tidak sepenuhnya mengikuti ulama salaf dalam lapangan akidah, mereka dinilai dan dikritik oleh kaum Hambalinyah sebagai kaum yang tidak sepenuhnya mengikuti ulama salaf.
Tokoh yang sangat lantang menyeru orang, baik dengan lisan maupun tulisan, agar berakidah dengan akidah salaf, adalah Ibnu Taimiyah {1263 1328/661-728 H}, seorang ulama besar dari kalangan Hambaliyah. Sesudah ia wafat, seruannya tesebut dilanjutkan oleh para pen gikutnya, anatar lain Ibnu Qayyim al-Jauziah {1292 – 1350/691 – 751 H} dan Muhammad bin Abdul Wahhab {1703-1787/115-1201 H}; kedua ulama ini juga dari kalangan Hambaliyah.
Sejarah menunjukan bahwa para sahabat Nabi, seperti Abu Bakar Siddiq, Umar Bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abu Talib, Ibnu umar, Ibnu Abas dan lain lain, dan kebanykan ulama-ulama yang yang datang sesudah para sahabat Nabi dalam tiga abad pertama Hijrah , seperti Umar bin abdul Aziz {w.719/101 H} Hasan al-Basri {728/110 H}, Ibnu Syihab az-Zuhri {819/204 H}, I bnu Hambal {w855/241 H}, dan lain-lain , merupakan ulama-ulama yang berpegang pada rumusan akidah Islam, tidak lebih dari seperti apa yang tertera dalam Al-Quran dan Hadits Nabi. Terhadap nas-nas al-Quran dan hadits yang berkaitan dengan akidah, mereke tidaklah terpanggil untuk mempertanyakan , mempertimbangkan, apalagi untuk memperdebatkan perincian makna-makna yang tergandung di dalamnya. Mereka tidak mau menjadikan pernyataa-pernyataan kedua sumber utama ajaran Islam itu sebagai obyek diskusi atau perdebatan seperti yang dilakukan ulam-ulama Mu’tazillah ; mereka sudah merasa cukup dan puas dengan pemahaman-pemahaman yang mereka miliki secara garis besar.
Aktifitas Ma’bad al-Juhani , Gailan ad-Dimasyqi, jaham bin Safwan, dan ulama ulama Muta’zilah, meperbincangkan dan memperdebatkan berbagai masalah dalam lapangan akidah, seperti masalah hubungan takdir Tuhan dengan perbuatan dan nasib manusia , masalah sifat-sifat dan perbuatan Tuhan , masalah yang berkaitan dengan ayat-ayat mutasyabihat {yang menggambarkan Tuhan seakan-akan seperti manusia}, dan lain-lain dianggap oleh kebanyakan ulama salaf itu sebagai aktifitas Bid’ah, dengan alasan antara lain bahwa pada masa Rasulullah dan para sahabatnya masalah- masalah demikian tidak pernah diperbincangkan atau diperdebatkan. Disebutkan juga sebagai alasan bahwa dahulu pada masa hidup Rasulullah memang pernah terjadi perbincangan atau pertengkaran antara dua orang sahabat tetang takdir Tuhan. Rasulullah yang kebetulan menjupai perbincangan tentang takdir Tuhan itu, menjadi marah dan menyuruh mereka menghentikan perbincangan tersebut dan tidak mengulanginya lagi. Dalam peristiwa itu Rasulullah mengingatkan bahwa hancurnya umat-umat terdahulu adalah karena mereka mempertentangkan pengertian sebagian ayat-ayat Tuhan dengan bagian yang lain. Jadi dengan alasan alasan begitu, kebanyakan ulama salaf yang pada umumnya terdiri dari ulama hadits dan ulama fikih, membenci aktifitas ulama mutakallim {teolog}dan membenci ilmu kalam yang mereka lahirkan.
Empat imam mazhab yang paling berpengaruh dalam lapan gan fikih{yakni Abu Hanifah, Malik, Syafi’I dan Ibnu Hambal} tercatat sebagai imam-imam yang membenci ilmu kalam, yang dalam pandangan mereka penuh dewngan aktifitas bid’ah. Imam Abu Hanifah sendiri, yang dikenal sebagaiahlur ra’yi {paling banyak menggunakan pikiran} dalam lapangan fikih, memang pada mulanya melibatkan dirinya dalam ilmu kalam, tetapi sesudah itu meninggalkannya dan menasihati putranya supaya menjauhkan diri dari ilmu kalam tersebut.

Diriwayatkan Bahwa Rabiah ar-Ra’y, guru Imam Malik, pernah ditanya orang tentang caranya Tuhan istiwa’ {bersemayam} di atas singgasana. Ia menjawab bawa istiwa itu dimaklumi, tapi bagaiman caranya Tuhan istiwa tidak bisa dibayangka oleh akal, namun kita wajib membenarkannya. Imam Malik sendiri, ketika ditanya tentang istawa itu , juga memberikan jawaban seperti gurunya, dan menambahkan bahwa mempertanyakan bagaimana Tuhan istiwa itu adalah perbuatan Bid’ah .
Sikap seperti Imam Malik dan gurunya itu merupakan sikap kebanykan ulama salaf.
Mereka tidak mau mepersoalkan dan memikirkan dalam dalam maksud ungkapan istimewa Tuhan, wajah-Nya , Mat-Nya, tangan-Nya dan lain sebagainya. Mereka tidak mau mentakwilkan , dan membenci upaya takwil yang dilakuka oleh kalangan Mu’tazilah.
Kebanyakan ulama salaf memandang renungan-renungan teologis yang spekulatif tentang Tuhan dan alam gaib {metafisik} sebagai aktifitas yang sia-sia, bahkan berbahaya, karena mereka anggap banyak menghasilkan pikiran yang tidak sejalan dengan teks-teks al-Quran dan hadits. Mereka tidak bisa membenarkan pemahaman ayat atau hadits tentang akidah, bila tidak secara tekstual.

Tidak ada komentar: