Kamis, 30 Juli 2009

ANAK MUDA

Nasihat Penggugah jiwa bagi pemuda pendamba surga.



ANAK MUDA NYALAKAN SEMANGATMU

Sebuah nasihat yang datang dari hati kami yang paling dalam

Ketika engkau melihat perempuan, berteriak, menangis dan
Kehilangan anak-anaknya satu persatu,

Ketika engkau melihat bocah-bocah kecil di bunuh siang dan malam

Ketika engkau melihat para mujahit ditangkap dan ditahan,

Ketika engkau melihat rumah-rumah luluh lantak, lahan lahan
Tersapu, ladang pertanian dibakar,

Ketika engkau melihat darah terpancar, organ tubuh terserak, dan
Makam tidak lagi cukup menampung mayat-mayat.

Ketika engkau melihat serangan misil yang hanya mampu dibalas
dengan kritikan, pesawat tempur hanya dibalas kecaman, bom-bom
hanya dibalas dengan penuduhan tindak kekerasan, kapal perang
Hanya sekedar dilawan dengan kata pengingkaran.

Ketika engkau melihat semua ini. Jangan engkau terus minder, lalu
Duduk berpangku tangan, menyingkir dan berputus asa. Karena hanya
orang kafirlah yang pantas berputus asa dari rahmat Allah.

Anak Muda, Nyalakan semangatmu!

Diambil dari halaman belakang kulit buku luar Judul ‘Anak Muda Nyalakan semangatmu’ karangan DR. RAGHIB AS-SIRJANI terbitan Samudera 2007
Judul Asli ; Risalatun ila Shabab Al-Ummah Penerbit Muassasah Iqra’, Kairo, Mesir.
Cetakan pertama 2005 Penerjemah Minan Nurrahman



APA YANG SALAH DENGAN DUNIA?”


People killin’, people dyn’
Children hurt and you
hear then cryn’
Can you practice what
you preach...

“Orang membunuh, orang sekarat/ Anak-anak terluka dan kau mendengar mereka menjerit/Bisakah kau wujudkan apa yang kau khotbahkan ...”

Itu penggalan lirik dari lagu Where is the love yang dibawakan The Black Eyed Peas, group hip hop asal California Amerika Serikat dalam konser yang digelar promotor Java Musikindo di Istora Senayan Jakarta, Sabtu (20/10) malam 2008.
Lirik lagu yang cukup keras mengkritik kondisi sosial dunia.

Penulis mengamati dari lirik-lirik tersebut memang benar keadaan sekarang ini mudah sekali untuk menciptakan kekerasan pembunuhan dan kejahatan kejahatan yang lainnya.

Mari penulis ambil kata dari bahasa jawa
“Ading raga amargo busana, adining diri amargo lati
Bejo utomo cilako amargo laku lan cilatu. Sak beja-bejane sing lali, ijih beja sing ora lali”.

Penampilan ditentukan busana, pribadi dicerminkan kata-kata. Beruntung atau celaka ditentukan perbuatan dan kata-kata. Seuntung-untungnya yang lupa masih beruntung yang tidak lupa.

Kehidupan yang keras di dunia iklim yang panas lebih mementingkan fisik dari akal manusia kalau sudah hilang kesabaran. Pendinginan atau orang bilang kepala harus dingin hati harus sabar kini telah mati oleh sikon (Situasi dan kondisi) yang memaksa orang harus berbuat tanpa dipikir kan tanpa dinalar lagi segala sesuatunya tanpa pikir panjang lagi. Akibat dan sebab nantinya. Tidak ada iba tidak ada kasih sayang tidak ada rasa bersalah.
Manusia membunuh manusia yang tidak ada salah, manusia memakan daging manusia seperti tidak ada daging lain. Seperti yang lebih halusnya, manusia menyikut manusia demi ego semata. Seperti ada filosofi yang berlaku di dunia bisnis atau kerja. Seperti orang menaiki sepeda katanya. Setang dipegang sadel diduduki dan pedal menggenjot semaunya. Sebegitu di ibaratkan pimpinan dipegang kendalinya erat-erat jangan sampai lepas dari dirinya, sadel begitu tempat duduk yang didudukinya jangan ditinggal atau sampai goyang, sedang kaki menggenjot pedal sepeda sperti layaknya manusia tidak menghargai sebagai manusia diinjak dan diinjak hak-haknya.

Mungkin lupa atau tidak diajarkan dalam agama atau itu suatu misi semata, yang sesunggunya dia ingat akan tega dan tidak tega, tapi hendak apa dikata tuntutan dunia. “Apa yang salah dengan Dunia?”.

Di pihak yang menyetujui kekerasan dan kebiadaban dingap pahlawan dan jagoan. Sedang dipihak yang menjadi korban, itu adalah kebiadaban dan tidak ada rasa kemanusiaan.

Seperti kata tak terarah tujuan dan maksud dari kata-kata:
Dipihak yang mau menjajah ia mati dianggap pahlawan.
Sedang dipihak yang terjajah biarkan mati itu suatu hukuman.

Begitu juga sama ada yang berpihak ia mati sebagai pahlawan suhada. Ada yang berpihak merasa dirugikan biarkan mati masuk neraka. Untuk itu kita mari sama sama mengingat kata bijak jawa.

“Ading raga amargo busana, adining diri amargo lati
Bejo utomo cilako amargo laku lan cilatu. Sak beja-bejane sing lali, ijih beja sing ora lali”.

Penampilan ditentukan busana, pribadi dicerminkan kata-kata. Beruntung atau celaka ditentukan perbuatan dan kata-kata. Seuntung-untungnya yang lupa masih beruntung yang tidak lupa.

Ada lirik lagu lupa-lupa-lupa tangga nadanya.
Kita jangan sampai lupa ayat-ayat Al Qur’an dari Allah yang mengajarkan berbuat baik sesama manusia ciptaan Allah. Lihat surat Ar Ra’d (Guruh), ayat 21,22 (QS;13:21,22)

tûïÏ%©!$#ur tbqè=ÅÁtƒ !$tB ttBr& ª!$# ÿ¾ÏmÎ/ br& Ÿ@¹qムšcöqt±øƒs†ur öNåk®5u‘ tbqèù$sƒs†ur uäþqß™ É>$¡Ïtø:$# ÇËÊÈ tûïÏ%©!$#ur (#rçŽy9¹ uä!$tóÏGö/$# Ïmô_ur öNÍkÍh5u‘ (#qãB$s%r&ur no4qn=¢Á9$# (#qà)xÿRr&ur $£JÏB öNßg»uZø%y—u‘ #uŽÅ Zpu‹ÏRŸxtãur šcrâäu‘ô‰tƒur ÏpoY¡ptø:$$Î/ spy¥ÍhŠ¡¡9$# y7Í´¯»s9'ré& öNçlm; Ót<ø)ãã Í‘#¤$!$# ÇËËÈ 21. dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan[771], dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk. 22. dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang Itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), [771] Yaitu Mengadakan hubungan silaturahim dan tali persaudaraan. Begitulah firman-Nya. (Maha benar Allah dengan segala Firman-Nya). Cakil (catatan kecil) q-adul E-mail q_adul@yahoo.com
http://d-humaniora.blogspot.com/
Google d_yak


Tidak ada komentar: