Minggu, 26 Juli 2009

KUMPULUAN SAJAK dll.

Arti Al – Qur’an

* Al – Qur’an bukan disimpan dalam kaca.
Al – Qur’an harus di baca.
* Al – Qur’an bukan hanya untuk dibaca.
Al – Qur’an perlu dicerna.
* Al – Qur’an bukan mantera.
Al – Qur’an bacaan mulia.
* Al – Qur’an bukan antene parabola.
Al – Qur’an antene penghubung dengan yang Maha Kuasa.
* Al Qur’an bukan buku sembarang cetak.
Al – Qur’an yang menjelaskan mana yang batil dan mana yang hak.
* Al – Qur’an bukan alat dukun paranormal.
Al – Qur’an petunjuk bagi orang beramal.
* Al – Qur’an bukan disimpan dalam peti.
Al – Qur’an harus dimengerti.
* Al – qur’an bukan alat ramalan.
Al – Qur’an untuk diamalkan.
* Al – Qur’an bukan hanya sebagai tempat rujuk.
Al – Qur’an juga sebagai petunjuk.
* Al – Qur’an bukan suatu dogma.
Al –Qur’an petunjuk bagi orang beragama.
* Al – Qur’an bukan tempat belajar menjadi sakti.
Al – Qur’an tempat mengkaji kaum santri.
* Al – Qur’an bukan untuk aji aji.
Al – Qur’an untuk dikaji.
* Al – Qur’an bukan hanya untuk zikir.
Al – Qur’an untuk dipikir.

Abdulrachman Saleh S. 10 pebruari 1996





JAMAN REFORMASI
ABDULRAHMAN SALEH



Jaman ini jaman reformasi
Semua apa harus diganti
Jika perlu semua diperbaiki
Jangan sampai ada parlemen famili
Suami, bapak, anak dan bini


Jaman ini jaman reformasi
Banyak pengorbanan untuk proyek ini
Dari moril, material sampai ada yang mati
Korban pertama adalah anak-anak Trisakti


Jaman ini jaman reformasi
Pada tanggal 12 sampai 14 1998 bulan Mei
Banyak rakyat jakarta panik sampai ke luar negeri
Dan beritanya sampai ke luar negeri
Para perampok, penjarah, membakar ambil barang sana sini
Ada juga yang iseng sekali
Korban wanita ditindih diciumi barkali kali


Jaman ini jaman reformasi
Menggulingkan presiden yang sudah aki-aki
Anak mahasiswa yang menyodok dengan konsep ini
Ada juga yang tahunya memaki
Rakyat yang sudah jenuh melihat dia lagi-dia lagi
Yagn kerjaannya banyak cenderung korupsi
Buat pelajaran untuk presiden yang ke 3 nanti
Untuk catatan sejarah anak cucu di muka bumi


Jaman ini jaman reformasi
Yang diguingkan harus segera pergi
Yang duduk baru adalah oposisi
Semua bercita-cita dan punya motivasi
Dan ada yang lebih berambisi
Katanya demi politik, ekonomi dan nasi


Jaman ini jaman reformasi
Banyak orang yang menulis dengan sajak basa basi
Ada yang iba dan berterima kasih sekali
Atas rubuhnya Soeharto dinasti
Ada yang membela dan ada yang memaki
Terutama internet dan berita tak bertendensi
Ada yang mengaku aku adalah pahlawan reformasi
Atau pahlawan siang hari


Jaman ini jaman reformasi
Perubahan dan peralihan bukan untuk hari ini
Demi masa depan meningalkan rejim orde lama, orde baru diganti
Reformasi perjuangan, masa depan nanti


Sajak ini kutulis di bus Mayasari Bakti
Jurusan Pulo Gadung Blok M jam 08.30 pagi
Akan saya bacakan di kamar mandi
Dan yang mendengarkan saya sendiri
Jalan Tool tanggal 4 tahun 1998 bulan juni































“ KHUSUK “
Para ulama yang berdoa khusuk
Para birokrat dengan santai Cuma duduk duduk
Para businesman yang berniaga sangat busuk
Para Hakim yang santai menggaruk garuk
Merubah keadilan menjadi salah bentuk
Yang merubah pasal yang ditekuk tekuk
Sehingga keadilan menjadi ambruk

Jurkam jurkam menyebarkan janji muluk-muluk
Sedang rakyat sudah suntuk
Para wakil rakyat yagn angguk angguk
Mengikuti sidang sambil ngantuk
Berpegang erat pada lengan tempat duduk

Para cedekiawan terlalu sibuk
Dengan kertas-kertas seminar yang bertumpuk
Yang dibicarakan tentang kemiskinan
Yang menjadi topik empuk
Di hotel mewah kalian berembuk
Para Mahasiswa yang sibuk membuat spanduk
Yang cara demo aksi duduk
Meski akhirnya harus tunduk

Para konglomerat semakin kemaruk
Tak perduli rakyat terpuruk
Jika rakus sudah mewaduk
Yang penting duit masuk

Para Media massa jangan bicara soal kutuk mengutuk
Bisa di brendel dan diciduk
Para orator jangan bicara asal nyeletuk
Bisa digebuk dan kalian bisa ambruk
Para demo jangan nyaradak nyeruduk
Bisa bisa senapan terbatuk
Dan kalian bisa ambruk

Para dermawan yang tersaruk-saruk
Zakat infak sedekah di kantong sendiri masuk
Al Qur’an dan hadis dalam pesannya menguruk
Bagi setiap orang yang makan zakat infak sedekah secara kemaruk

Para generasi muda yang gila dan mabuk
Tanpa sadar kita diadu domba oleh
Kambing hitam yang tak bertanduk

Para yang memanggal hak
Aspirasi rakyat belum sampai pucuk
Mengatasi jurang pemisah belum teruruk
Para pelajar yang tawuran main timpuk
Sadar dan cepatlah rujuk
Masa depan suatu negara ada di genggaman anda bukan di telunjuk

Para oposan jangan bicara
Suatu negara tanpa oposisi
Seperti negara tak berbentuk

Dan bicara negara sendiri di buruk buruk
Saat inilah para ulama berdosa harus khusuk.
Apakah jaman yang akan datang harus ambruk ?

Abdurachman Saleh S. P.G.P. 6.3.9



















































“ KITA SALING MENGINGATKAN “

Kepedulian masa depan harus dipikirkan
Keberhasilan suatu pendidikan adalah perhatian
Dari kita-kita sebagai orang tua yang diandalakan
Dan yang memberi garis garis lurus masa depan
Bukan garis yang dibengkok bengkokan tanpa tujuan
Memberi warna yagn tertentu walau warna warni banyak bertaburan

Kadang kita mengalami seperti banyak yang digambarkan
Globalisasi menggilas corak dan kehidupan
Masa kanak-kanak tabung kaca yang cepat membesarkan
Bagus dan jelek ditelan tanpa penyaringan
Sedangkan anak anak kita ibaratkan
kanfas atau kertas putih yang akan diberi warna kadang berterbangan
diterpa angin topan
diterjang badai tak berkesudahan
ombak mengguncang kapal menuju dataran
begitulah pancaroba anak-anak dalam kehidupan

Semua itu akan bertaburan dan berantakan
Andai penanaman pondasi tanpa kekuatan
Kendali putus ditengah jalan
pembinaan tidak pernah diterapkan
ajaran Agama Islam tidak ditanamkan
sopan santun ahlak mulia tidak diajarkan
dunia materi dan pengetahuan sulit disatukan

Madu satu tong, jika merembes, maka rembesnya adalah madu juga
Jika air racun rembes, niscaya rembesnya racun juga
Maka tuanglah ilmu maka seandainya ilmu merembes berlebihan
Ilmu juga yang berlebihan
Warna dari ilmu adalah pengetahuan

Pelestarian sarana pengetahuan di kalangan rakyat jelata adalah
Lebih penting dari pada seluruh harga milik orang-orang kaya
yang ada dalam negara
Ilmu pengetahuan tanpa Agama pincang, Agama tanpa ilmu pengetahuan adalah buta.
Sedangkan Allah berfirman – Allah akan meninggalkan orang yang beriman
dan berilmu pengetahuan itu lebih dari segala gala kecantikan
kegantengan
harta warisan
penunjuk jalan di negara asing, pengetahuan adalah kekuatan
yang tak habis habisnya untuk dimakan

Bahagialah Bapak ibu yang telah menitipkan di TPA Al Qur’an
Anak yang hanya dididik di sekolahan adalah anak
yang tidak terdidik kata George Santayan – filsuf Amerika
Didiklah diri kita untuk menghargai nilai-nilai yang hidup yang
bermanfaat bagi kita dan generasi penerus. kata Goethe penyair German

Peribahasa
Adat bernegeri memagar negri, adat berkampung memagar kampung
Dikatakan pada orang yang brsifat sosial dan suka berkurban
untuk negeri dan bangsanya, artinya tidak mementingkan diri
sendiri saja.
peribahasa yang satu lagi
Diserahkan padi awak diimbankan orang lain
Orang lain di pelihara, bangsa sendiri di sia-sia.

Taman pendidikan Al Qur’an mendidik siapa saja tidak membedakan
Jika Bapak Ibu bertanya apakah kebaikan dari pendidikan pada umumnya
Jawabannya mudah : Pendidikan membuat orang baik, dan orang yang
baik bertindak mulia
Disana ada kita mencari kebenaran, mendengar kebenaran, diajarkan kebenaran, mencintai kebenaran, mematuhi kebenaran
Berbahagialah Bapak Ibu yang telah menitipkan
putra putrinya di Taman pendidikan Al Qur’an

Ilmu pengetahuan itu hanyalah merupakan serangkaian
akal sehat yang terlatih dan ter organisir
Yakni disinilah tempatnya Taman pendidikan Al Qur’an
Berbahagialah orang-orang yang haus dan sering memetik sumber pohon pengetahuan
Dari serapan serapan yang telah dihasilkan maka kita akan disebut Genius begitu kata ilmuan.

Genius sejati adalah suatu pikiran yang dayanya sangat besar,
dan kebetulan ditentukan ke suatu arah yang tertentu.
Arah yang tertentu yang paling baik dan dapat dibuktikan
Di sinilah di Taman Pendidikan Al Qur’an
Berbahagialah Bapak Ibu yang telah menitip dan mengarahkan.
Lahirlah seorang yang Genius entah hari ini atau hari esok
atau masa depan tidak berlebihan dalam ke inginan

KITA SALING MENGINGATKAN

Abdulrachman Saleh S.PGP. 15.6.96































CERPEN {Kumpulan Cerpen KI Adul}

Jum’at
Abdulracman Saleh S.

Malam Jum’at kami berangkat dari bumi indah ke pasar sayur mayur untuk acara besok pagi. Karena keluarga kami akan mengadakan kenduri. Kami berangkat ber sepuluh orang,wanita lima, dan pria lima, kami membawa dua mobil satu mobil Suzuki Carry, yang satu lagi mobil toyota kijang bak, yang untuk membawa sayur sayuran dan buah buahan. Sampai di pasar kurang lebih jam 23.00. Di mobil bak kami bertiga sedang di mobil Carry ada tujuh orang termasuk sopir. Di pasar kami mencar, yang tujuh orang langsung pergi kepasar langsung belanja. Sedang saya ditemani dua orang yang semobil denganku, saya turun cuma hanya mencari sesuatu yang selalu saya nikmati kurang lebih lima tahun yang lalu. Makanan itu adalah kesukaan saya waktru saya lagi bekerja di daerah tersebut.
Lima tahun yang yang lalu saya bekerja di daerah tersebut dan hampir setiap malam jam sepuluh atau jam sebelas malam, kadang mereka berdagang sampai pagi, saya makan disitu tidak saya bungkus atau bawa pulang, karena kalau di bawa pulang tidak enak. Kesukaan saya memang makan ditempat apalagi bersama tukan g sayur tukang ojek dan tukang becak sayur
Saya bekerja di suatu perusahan bus angkutan ke luar kota, ketika waktu waktu segang saya menulis puisi atau menulis cerpen dan waktu pagi saya berjualan dengan istri saya. Saya berjualan teh manis,kopi, gorengan di pinggiran jalan tersebut. Namanya pasar kaget yaitu yang yang di buka malam hari sekitar jam 12 atau jam 24.00, sampai jam 5.30 pasar harus bubar dan pelataran pasar yang terletak di pinggir jalan raya itu harus dibersihkan, karena sebentar lalu lintas akan rame. Nah kami berdua berjualan sama di saat waktu pasar sayur mayur dibuka dan di tutup alias sepi pasar.
Suka duka berjualan di pasar kagetan cukup laris dan banyak pembelinya apalagi kopi dan teh manis, ditambah lagi kalau saya mau berkelilimg atau berjalan sepanjang pinggir jalan yang orang orang sedang menjajakan sayur mayur, mengantar miunuman dan makanan istilahnya jemput bola.
Dukanya ketika pasar sudah tutup, dipinggir jalan itu pemesan sudah pada pulang tinggal gelas dan piring. Seandainya aku menanyakan apa yang ingin saya tanyakan mengenai yang minum ini dimana. Atau orang itu kemana?, atau sudah pulang yang pasti yang berjualan disebelanya akan menjawab tidak tahu, dan memang ini sering terjadi untuk menanyakan yang sebelahnya selalu jawab tidak tahu. “Pikiran saya pasti pindah tempat berjualan di tempat lain lagi”. Ternyata esok dan esoknya tidak berjualan karena berganti lapak alias tempat berjualan pindah atau tidak jualan lagi. Sehingga besok besokanya tidak mendapat uang. Ikhlas resiko penjual pinggir jalan di tempat lapak liar. Belum kalou lagi hujan tiba tau musim hujan malam.
Sekarang pasarnya bagus los tempat buah buahan dan pasar sayur mayur sudah dibuat lokasi yang baik bagus dan sehat. Kami bertiga terus mencari makan yang saya suka juga tidak didapat. Akhirnya aku hilang kesabaran dan cape mencarinya. Sebenarnya aku sudah bercita cita dari rumah ingin makan makanan yang saya suka itu. Dan teman teman rom bongan juga saya bercita cita ingin saya traktir makanan itu. Tak sabar hati saya bertanya juga pada penjual kopi dan teh manis serta gorenngan, mengingatkan saya kala itu saya dengan istri saya berdagang semacam itu. “Aku ikut belanja ingin makan makanan yang saya suka.” Sebelum aku bertanya ke tukang kopi.
“Makanan apa sih yang disuka?” tanyanya.
“Makanan yang mengingat saya lima tahun yang lalu ketika saya jadi orang susah.”, ko mentarku lagi.
“Setiap pagi ketika kami akan berjualan saya harus mengangkat meja dan bangku sendiri ke tempat lapak atau pingggir jalan tempat orang yang berjulan sayur mayur itu, terus berjualan kurang lebih lima jam.”
“Coba tanya tukang kopi tuh, cuma yang ada jualan tukang mie dan mie pangsit” sambil temanku menunjukan tangannya ke tukang kopi dan tukang mie.
“Boleh juga lah”, kataku.
Sambil kami bertiga menuju ke tukang kopi yang kala itu banyak yang duduk duduk di bangkunya, yang ternyata hanya numpang duduk tidak minum kopi, ketika saya pesan teh manis, mereka bubar meninggalkan kami yang rupanya memberikan kesempatan untuk kami duduk.
Setelah saya atau dengan teman saya duduk manis dan sebentar lagi disediakan teh manis. Biasa untuk mendapatkan sedikit informasi yang saya akan tanyakan kami bicara yang lain lain dahulu seperti masalah pasar yang kebetulan pasarnya baru.
“Bang pasar yang disana kok dipagar bikin apaan, rencana buat apa?” tanyaku mulai pem bicaraan .
“Rencananya bikin mall yang lebih besar dari yang sudah sudah.” Jawabnya.
“Sudah lama pindah disini bang, pasarnya sih lebih bagus?.” Tanya ku lagi.
“Kurang lebih enam bulan.” Jawabnya singkat.
Kami terus menikmati tahu goreng dan tempe goreng bersama teh manis.
“Bikin mall lagi bikin mall lagi, mall sudah banyak dimana mana, apa ada yang beli yah.? ” Komentar teman saya.
“Lah ada saja yang beli, sebab mall yang semakin bagus dan dingin dan nikmat tempatnya dan mudah dijakau dengan kendaraan umum pasti banyak dikunjungngi, walau orang itu tidak belanja, mungkin cuma lihat saja sambil berhayal nanti jika aku punya uang aku ingin beli yang itu, walau sampai kapan belum bisa beli karena hargan ya tidak terjangkau dengan kemampuannya. Atau hanya jalan jalan membununh kejenuhan di rumah sambil melihat atau nonton karena ada hiburannya. Ada juga yang beringin adem adem karena setiap mall ada AC nya, jadi ada yang sifatnya hanya ingin berdingin dingin gratis di mall.”
“Eh ngomong ngomong tanya tuh sama tukang kopi katanya mau tanya. Makanan yang kok tidak ada malam ini”. Teman saya mengingatka saya, untuk bertanya.
Sambil menghirup pelan-pelan teh manis panas yang telah disuguhkan, dan tidak lupa saya melahap tahu isi goreng dan tempe goreng.
Semula pembicaraan pokok awal adalah mengenai pasar yang hanya untuk basa basi pembuka pembicaraan, seperti pembuka pembuka kata dalam percakapan, pada kata pengantar, pembuka kata pertama pada surat resmi, dan lain lain sebagainya, yang walau nanti isinya atau tujuan terakahinya baru ketahuan. Seperti suatu contoh kata pembuka surat, kepada yang ditujukan dari anak kepada orang tua, semula kata apa kabar baik, ibu bapak atau anak, dan atau putra putri ibu disini baik-baik. Dan paling kata akhir, mak, bapak, kirimin uang dong untuk keperluan uang saku dan uang bayar kos , dan uang untuk bayar kuliah. Itu dulu-dulu, sekarang tidak sulit sulit ada HP ada transfer on line antar bank ke bank kapan saja.

“Bang tukang jualan itu pada kemana sih malam ini kok tidak ada?.” Aku bertanya tidak pada pokok persoalan dan aku sambil tengok kanan kiri melihat sekitar pasar, sehingga membuat pertanyaan tukang kopi, dan iapun bertanya.
“Yang jualan apa?. jawabnya pelan seperti menegaskan pertanyaan saya.
Lalu teman disampingku menambahkan kata kata. Sedang aku asik meniup niup teh panas manis yang akan aku minum.
“Tau tuh bang makan apa yang dia cari karena makanan kesukaaanya”.
Sedang teman satu lagi asik meniknmati kopi susu tidak kemontar apa apa, lagi asik.
Sedang aku belum bisa menjawab karena dimulutku masih mengunyah tahu goreng pengganjal perut sementara. Setelah aku selesai mengunyah baru aku menjawab pertanyaan tukang kopi.
“Itu bang semacam mie tapi dibuat dari beras bukan terigu kalau mie kan dibuat dari terigu. Bahan itu diletakan di piring nanti diseduh dengan kuah kuning semacam kuah gulai kuning, lauk tambahan bisa telor bulat dikupas{telor ayam negeri} atau ayam potong yang sudah dimasak dan dibumbuhi gulai juga,kasih sambal yang pedas wah nikmat banget rasanya kkalau dimakan malam apalagi suasana dingin seperti ini, pasti mak nyes.”
“Oh itu namanya LAKSA makanan khas jawa barat. Malam ini, dia tidak berjualan. Karena malam Jum’at semua hampir tukang laksa tidak berjualan, kemungkinan juga karena agennya yang tidak berjualan dimalam Jum’at sehingga pengecer pengecernya tidak berjualan.” Jawabnya sambil dia mencuci perabot piring kecil, gelas mangkok yang habis minum dan yang habis makan mie.
“Sudah makan mie rebus saja dari pada makan yang kita harap harapin tidak ada.”
Tukas teman saya rupanya sudah tidak than lapar jam telah menunjuka jam 24.30.
“Bang bikin Mie rebus tiga, kasih telor” pesan saya. Sebenarnya saya tidak begitu suka pada makanan yang siap saji apalagi mei yang pengawetnya banyak, saya lebih suka makan nasi uduk atau bubur kacang atau bubur ayam, berhubung perut sudah lapar dan tidak ada makanan alternatif lainnya maka makanlah itu.
Malam Jum’at jam menunjukan jam 1.00 rombongan kami, setelah membawa belanjaan banyak sayuran dan buah buahan. Sambil diperjalanan pulang aku terkesan pada orang orang yang berjualan laksa libur setiap malam Jum’at entah itu kepercayaan mereka atau keyakinan mereka untuk tidak dagang setiap malam jum’at, juga banyak para pedagang pegagang juga tidak buka tokonya, warungnya atau rumah makan ketika hari Jum’at.
Karena saya ingat hari Jum’at dipandang dari beberapa golongan. Golongan satu Hari Jum’at mempunyai anggapan hari jum’at merupakan hari di mana roh jahat semakin intensip berkeliaran apa lagi malam Jum’at kliwon.
Golongan 2{dua} Hari Jum’at adalah hari suci yang disikapi secara berlebih lebihan dengan perlbagai kegiatan yang hapir tidak ada tuntunan di Agama. Golongan tiga Agama yang mengajarkan sesuai dengan tuntunannya dengan pemahaman yang masuk akal dan sikap yang benar.
Bagi saya ingat kembali pada pedagang laksa yang patuh pada hari Jum’at semoga mereka masuk katagori golongan tiga.
Sungguh hari Jum’at merupakan hari Istrimewa Nabi Muhammad SWA. bersabda.
Sebaik-baiknya hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jum”at; pada hari ini Adam AS diciptakan, pada hari ini {Adam} dimasukan ke Surga, dan pada hari ini pula ia dikaluarkan dari Surga. Dan tidaklah kiamat akan terjadi kecuali hari ini.

Jam 2.00 dinihari aku sampai di rumah setelah itu, jam itu juga kami yang pria-pria memotong sapi pada malam jum’at, sedang ibu ibu mempersiapkan sayur mayur yang untuk diolah. Pemotongan sapi menguliti dan mem berfsihkan isi perut persis selesai tepat jam lima pagi subuh tiba lewat sedikit. Setelah Sholat subuh aku memotong motong daging menjadi kecil kecil seukuran untuk membuat rendang dan semur betawi, isi perut dibersihkan untuk dibuat soto, lalu kulit kepala dan kaki sapi empat dibersihkan bulunya dengan air panas dan kapur sirih, jam 10.00 pagi aku istirahat sholat dhuha dua rakaat, sungguh nikmat rame dibantu saudara dan istri sebagi juru masaknya atau koordintor masak dan bagian yang membubui. Jam 11.30 istirahat aku mandi untuk persholat jum’at. Setelah selesai sholat jum’at aku kembali bekera di dapur untuk melanjutkan perjaan tambahan yang harus membantu istiku.
Semua hari bagus tidak ada hari selasa dan hari Sabtu menurut kerpercayaan hari yang tidak bagus. Begitu tukang laksa memandan hari Jum’at tidak memandang hanya hari itu dia bisanya istirahat.











KORUPSI
Abdulrachman Sale S.

Orang mengatakan aku ini kaya dan mempunyai apa apa yang dipunyai mereka yang kaya karena korupsi. Aku bingung mengapa mera mengatajkan kaya karena korupsi, aku bukan pegawai neger atau aku bukan pen gusaha, dan aku bukan anggota parlemen. Atau aku bukan duduk di salah satu partai. Boleh boleh saja yang mereka punya posisi atau kediuudukan atau temapat yang men gun dang datang kesempatan untuk korupsi, tapi aku tidak segala galan ya. Orang memnafaatkan kewenangnagannya mereka memanfaatkan kesempatannya, samapi mereka biala ng sebelum tenman kita yang mengkoruopsi duluan lebih baik kita duluan, ada yang mengatakan semua kok korupsi kenapa kita kok tidak .
Ada dikata korupsi berjamaah atau korupsi bareng bareng. Apa yang dikatakan korupsi. Orang mengatakan kehidupan sok pura pura sederhana tapi banyak rumah rumahnya yang mewah mewah dintrakan ke orang-orang asing, banyak ruko rukonya dikontrakan ke perkantoran-perkantoran.
Aku dikata kaya karena punya pesugihan tumbah ajai penglaris atau bersekutu dengan jin atau sejenisnya. Padfahal aku tidak . Padahal aku sederhana saahja ruamhaku tipe empat lima, peneranganku cukup 450 wat saaja, tidak memaki telp[on tridak memaki pam cukup air pompa. Bukan itu sederhan yhang harus baayra tugas hutang saya pada pemerintah cukup rekening listrik saja. Teapi orang tidak percaaya , padahal aku cupa punya prinsip Orang yang terkaya bukan karena harta bandanya atau materi yang dimilikinya, tapi adalah keinginan yang sedrhan. Tapi juga orang tidak percaya kepada yang sederrhana tapi kok kaya.

Tidak ada komentar: