Sabtu, 17 Oktober 2009

Artikel "The Master"

“THE MASTER”


Membaca artikel harian Republika tgl 7 juni 2009 mengenai artikel
dengan judul utama tetapkan status hukum tayangan THE MASTER.
tayangan the Master yang ditayangkan di tv swasta dengan judul reality show ‘the master’ mendapat sorotan dari sejumlah, pemimpin pondok pesantren Jawa Timur, terutama pesantren Abu Dzarrin, Pondok Pesantren Al Fatimah (Bojonegoro), Pondok Pesantren Lirboyo (Kediri), Tanggir (Tuban), Sidogiri (Pasuruan), Langitan (Tuban), Pondok Gilang (Lamongan), dan Al-khozini (Sidoharjo). Tayangan tersebut diatas dianggap telah melampaui batas terutama dalam adegan-adegan bahaya dan tidak masuk akal ,dan diduga permainan itu dibantu dengan mahluk halus .sehingga dari beberapa pesantren menunjukan bahwa permainan itu dianggap telah bersekutu dengan setan.
Atas dasar pertimbangan itu jelas Khoirul Rozi sebagai koordinator forum Bahtsul Masail (penetapan hukum) apa yang dipertontonkan itu hukumnya haram. Oleh karena itu, warga masyrakat juga diharamakan menontonya. Pengharaman itu didasarkan atas pertimbanagn taffaruj bil ma’ashi (merasa senang dengan adanya kemungkaran). “Mempercayai tayangan tersebut sama halnya percaya kekuatan selain Allah” didasari atas buku/kitab Bughayatul Mustaryidin, pada halaman 298 – 299, diterangkan bahwa pertunjukan semacam itu dikatagorikan sebagai sihir yang hukumnya haram. Kecuali jika ‘The master’ masuk dalam kategori petunjuk dari Allah barulah diperbolehkan. Itupun dengan catatan yang melakukannya harus orang yang teguh iman dan tidak mebayakan orang lain.

Menanggapi penetapan hukum haram itu. pejabat humas RCTI, Hafni Damayanti, mengatakan , jika para kiyai menduga ada unsur mistik atau keterlibatan makhluk halus dalam ‘The Master’ dugaan itu tidak tepat. karena permainan itu semua hanya trik-trik para pemainnya. Untuk membuktikannya silahkan pak Kiyai menonton tayangan ini secara langsung sehingga akan mengetahui bagaimana para pemain melakukan trik-trik.

Bagi penulis yang memang itu semua itu trik dan penulis sendiri pernah membaca di majalah Intisari mengupas tentang dibalik panggung sulap dan atraksi sebagainya, serta pernah menonton di tv swasta yang sama RCTI mengupas juga tayangan langsung dibalik panggung sulap dan atraksi seperti The Master ini.
Tapi bagi masyarakat awam yang belum paham trik, dan mistik maka harus ada sosialisasi kewajiban kita bersama untuk menjelaskan apakah tontonan ini ada manfaatnya atau tidak.
Disisi lain RCTI memburu rating dan sponsor perusahan serta biaya produksi yang harus ditayangkan, sedangkan mayarakat masih banyak kurang hiburan. Penyaji apakah tidak selektif yang penting ide kreatif, sedang masyarakat yang pasif yang penting menonton tidak lagi selektif. Maka tidak ada titik temu. Untuk tuntutan tayangan dan ide ide hiburan perlu ditayangkan. sedangkan masyarakat kurang hiburan dan baginya hiburan itu menarik yah klop. Lalu siapa yang bertanggung jawab?, bahwa ini menciptakan kebodohan, keterbelakangan, pengkikisan Iman, dan akidah dengan trik-trik.



Cakil (catan kecil) qi-adul E-mail q_adul@yahoo.com
http://d-humaniora.blogspot.com.

Tidak ada komentar: