Jumat, 16 Oktober 2009

Cerrpen "manusia diatas bumi dimata Tuhan sama"

Cerpen = Qi Adul fille Saleh
MANUSIA diatas bumi

’Manusia diatas bumi di mata Tuhan Sama’
Begitu sebuah lirik dari sebuah lagu dangdut yang dinyanyikan oleh Titi Kamal dalam untuk soundtrack dari sembuah Film ’Mendadak Dangdut’

Dari lirik lagu yang yang dinikmati oleh seorang yang sedang menunggu yang dalam istilah mereka memakai dengan kata SIMATUPANG dengan istilah siang dan malam menunggu panggilan dalam artian bukan tunggu panggilan tukang urut atau tukang pijat atau juga dokter atau mantri pangilan, atau juga
Bukan panggilan yang ditunggu setiap insan hidup yang menunggu panggilan Tuhan yang setiap kapan waktu kapan hari kapan jam dan kapan dan kapan akan datang pada setiap insan yang di bumi entah dimana, ditempat tidur entah ditempat yangv enak atau tempat yang tidak enak, entah itu didarat entah, dilaut, atau. di udara atau dimana saja kalau Tuhan sudah berkehendah memanggil kita. Bukan itu juga yang ditunggu. Kalau tuhan sudah berkehendak memanggilnya ”aku sudah siap” kata hatinya.
Dari lirik lagu yang diulang lagi oleh tetangga sebelah gerbong yang menyetel Cassetya terdengar lagi ’Semua manusia diatas bumi di mata tuhan sama’

Sambil menghisap rokok sebatang ia ingat lagi sambil mendengar lagu ingat dengan lagu yang seperti nasib dirinya ’sudah habis rokok berbatang-batang tamu juga belum datang’ bagian lirik lagu Iwan Fals.
Lalu bertanya dalam hatinya :
”’Manusia diatas bumi di mata tuhan sama”
kata hatinya lagi
”Benarkah tuhan”
”Bukankah manusia di bedakan dasar status sosial diatas bumi ini”?
Sambil menghisap lagi rokok yang tinggal setengah batang.
Pikirannya menerawang lagi sudah habis rokok berbatang-batang tamu juga belum datang lagi ” Buktinya Tuhan menciptakan manusia yang ada yang tinggi dasn ada yang pendeka ada yang kurus ada yang gemuk ada yang putih ada yang hitam ada yang miskin dan ada yang kaya Tuhan aku masih bertanya?.
”Manusia di mata tuhan Sama”
Sambil merenung menundukan kepalanya dan rokok yang tiggal setengah batang itu masip terselip diantar dua jarinya ia menjawab sendiri pertanyaannya.
Benar Tuhan engkau adalah yang maha benar.
”Aku melihat ketika mereka sholat bersama pada waktu yang sama dan jam yang sama di suatu Masjid-masji, Musolah-musolah atau surau-surau ketika ia shlat berjamaah mereka takbir bersam, mereka ruku bersam dan mereka sujud bersama, ketika salam akhir sholat pun mereka bersama-sama”.


Tapi Tuhan aku pernah melihat orang-orang sholat di MASJID-MASJID BESAR apalagi acara kenegaraan mereka dibagi bagi sesui klas dan jabatan bukan dari siapa yang hadir duluan mereka ada di saf depan.
Pertanyaan itu kujawab sendiri ”Itulah korban suatu birokrasi” atau keselamatan tamu negara
Banyak Tuhan acara-acara kenegaraan, atau bujan lagi acara kenegaraan, seperti acara acara yang lebih acara kenegarana, yang sebenarnya hanyalah acara ritual biasa demi citra suatu mazhab atau golongan.
Seperti persiapan konsumsi dan sajian tamu yang sangat dibedakan. Aku diam dan berkomentar dalam hati sendiri ”Perbedaan status dan sosial” tidak sama dengan pemerataan.
Tidak terasa rokok yang tadi tinggal setengah batang tinggu abu yang panjang setengah mau putus aku pun bangun sambil kubuang puntung ditengah rel kumu, karena aku kedatngan seorang tamu yang persilahkan masuk ke gerbong yang usang yang aku sudah menunggu berbatang akau tamu pun akhirnya datang
Tidak terasa dikejauhan itu terdengan ajan Subuh
Sedikit menggetarkan jiwa yang kelam dan kelam, aku pun bertanya dalam hati”Apakah aku harus berprofesi seperti ini terus dan terus. Seda yang barusan adalah yang kuhibur lelaki hidung belang.
Tuhan aku kan kuakhiri kharirku setelah subuh ini. Dan Aku Bertanya pada Engkau Ya Allah yang Maha Kuasa Maha Besar Maha Rahman Maha Rahim maha Bijaksana Maha mengadili umatnya dan Maha Halus maha, Pemberi ampaunan apaun doa yang umata perbuat terkecuali doa Syirik. Dan Maha penolong
Ya Allah tiada daya dan upaya hanyalah engkau yang maha memberi pertolongan.
Sujudku yang pagi ini yang disasat malam belum berganti semoga Engkau memberkahi Meridhoi dan mnemberi Safaat pada orang yang memebutuhkan Enkau. Sesungguhnya ya Alalah Aku malu dan berprasangka buruk kepada-MU. Ya Allah engkau Maha Luas maha membentang Maha memeri pengampunan seluas-luasnya apa yang umatmu memohon.
”Manusia diatas bumi di mata Tuhan Sama”









Cipondoh 26-5-09

Tidak ada komentar: