Kamis, 15 Oktober 2009

BENARKAHKAH AL QUR'AN ITU PORNO?

BENARKAH AL QUR’AN ITU PORNO?

Kata porno yang berarti cabul, pornographic bekenaan dengan / berisi hal-hal cabul.
Pornography karangan, tulisan atau gambar cabul. Cabul sama dengan indencent, obscence mencabuli sama dengan rape. Cabul dalam arti bahasa perancis cochan bercabul dalam art faire rage, cabul dalam arti bahasa arab zinah.
Sedang dalam kamus besar Bahasa Indonesia edisi ke III depdiknas hal 889
Pornografi adalah :

1. Penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu birahi.
2. Bahan bacaan yang dengan sengaja dan semata mata dirancang untuk membangkitkan nafsu birahi.

Nah lihat kembali ayat demi ayat apakah Al Qur’an itu porno alias dengan artian banyak kalimat, lukisan gambar secara erotis yang akan membangkitkan nafsu birahi.

1. dalam surat A Nur surat 24 ayat 2 dan 3
• •  •                          •       •            
2. perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.
3. laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin[1028].

[1028] Maksud ayat ini Ialah: tidak pantas orang yang beriman kawin dengan yang berzina, demikian pula sebaliknya.

dalam surat Anisaa tentang berzina surat 4 ayat 24, 60 dan 12

                                                                      •                             
12. dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka Para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris)[274]. (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun.

[274] Memberi mudharat kepada waris itu ialah tindakan-tindakan seperti: a. Mewasiatkan lebih dari sepertiga harta pusaka. b. Berwasiat dengan maksud mengurangi harta warisan. Sekalipun kurang dari sepertiga bila ada niat mengurangi hak waris, juga tidak diperbolehkan.

             •  •                            •     
24. dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki[282] (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. dan Dihalalkan bagi kamu selain yang demikian[283] (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan Tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu[284]. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

[282] Maksudnya: budak-budak yang dimiliki yang suaminya tidak ikut tertawan bersama-samanya.
[283] Ialah: selain dari macam-macam wanita yang tersebut dalam surat An Nisaa' ayat 23 dan 24.
[284] Ialah: menambah, mengurangi atau tidak membayar sama sekali maskawin yang telah ditetapkan.

                              
60. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? mereka hendak berhakim kepada thaghut[312], Padahal mereka telah diperintah mengingkari Thaghut itu. dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.

[312] Yang selalu memusuhi Nabi dan kaum muslimin dan ada yang mengatakan Abu Barzah seorang tukang tenung di masa Nabi. Termasuk Thaghut juga: 1. orang yang menetapkan hukum secara curang menurut hawa nafsu. 2. berhala-berhala.

          •                                                       
25. dan Barangsiapa diantara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia boleh mengawini wanita yang beriman, dari budak-budak yang kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu; sebahagian kamu adalah dari sebahagian yang lain[285], karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuan mereka, dan berilah maskawin mereka menurut yang patut, sedang merekapun wanita-wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula) wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya; dan apabila mereka telah menjaga diri dengan kawin, kemudian mereka melakukan perbuatan yang keji (zina), Maka atas mereka separo hukuman dari hukuman wanita-wanita merdeka yang bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu, adalah bagi orang-orang yang takut kepada kemasyakatan menjaga diri (dari perbuatan zina) di antara kamu, dan kesabaran itu lebih baik bagimu. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

[285] Maksudnya: orang merdeka dan budak yang dikawininya itu adalah sama-sama keturunan Adam dan hawa dan sama-sama beriman.

dalam surat maryam surat 19 ayat 20 dan 28.

           
20. Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!"

           
28. Hai saudara perempuan Harun[902], ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina",

[902] Maryam dipanggil saudara perempuan Harun, karena ia seorang wanita yang Shaleh seperti keshalehan Nabi Harun a.s.


Kalau dalam pengertian porno/zina dan maksiat . Didalam kata maksiat diartikan porno atau cabul itu artinya sangat jauh karena pengertian maksiat adalah perbuatan yang melanggar perintah Allah alias perbuatan dosa alias buruk.

Di dalam kata maksiat di dalam Al Qur’an itu banyak manusia melanggar aturan Allah jika dikatagorikan dalam arti yang berlebihan itupun tidak, karena punya arti sendiri dan hukum bagi yang melanggar bukan saja di dunia tapi lebih-lebih nanti di akherat kelak.
Kalau ada dalam kata porno dalam surat Anur surat 24 ayat 31.

                                                                             •     
31. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.




Katakanlah kepada wanita yang beriman, agar mereka menekurkan pan dangannya pula dalam artian atau maksudnya jangan melihat aurat orang yang bukan muhrim nya, dan memlihara kemaluannya…………..
Kalu kata arti kemaluannya itu diangga porno. Apakah itu porno?
Didalam firman Allah surat Al Baqarah surat 2 ayat 233 dengan arti ;

          •                                                   •    •   •     
233. Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.


Para ibu hendaklah menyusukan anak anaknya selama dua tahun suntuk……
Bagi yang hendak menyempurnakan masa penyusuan ……
Diartikan juga porno, karena ada kata susu alias dada atau payudara, Apakah itu porno?, kalau dibandingkan dengan Al kitab atau injil.
Dalam kidung Agung 6,7 Kenikmatan cinta 7: 6 – 8 : 4

Betapa cantiknya, betapa jelitanya engkau hai tercinta diantara segala yang disenangi.

Sosok tubuhmu sempurna pohon korma
Dan buah dadamu gugusannya,
Kataku: “Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya.
Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur, dan nafas hidungmu seperti buah apel.”
Nah yang ini porno apa tidak?.

Alangkah baik atau sebaiknya mengartikan atau menafsirkan dengan kalimat yang sepotong-sepotong atau sepenggal sepenggal, sehingga kalimat kalimatnya tidak akan menyambung sehingga terjemahannya keliru.

Begitulah terjemahan yang asal menterjemahkan dan asal berkomentar.

Cakil (catatan kecil) ASS. atau Ki Adul.

Catatan ini saya tulis untuk mejelaskan Pendapat Abdurachman Wahid ketika ia mengomentari Bahwa Al Qur’an juga banyak kata kata porno.

Email q_adul@yahoo.com

Tidak ada komentar: