Jumat, 16 Oktober 2009

Ceritera Mesteri 'Amplop'

- Ceritera Misteri fille Saleh


” AMPLOP ”

Abdulrachman Saleh S.

Semua manusia pasti butuh amplop, amplop untuk entah apa, untuk kondangan, untuk memberi hanor atau memberi gaji atau untuk meberi upah atau kalau kita mau memberi surat lamaran harus pakai amplop. Untuk dokumen penting butuh amplop. Ada ustad pernah mengatakan ”Saya tidak perlu amplop, yang saya perlu isinya alias isi amplopnya”. kelakarnya.
Honor kotib perlu amplop honor mengajar perlu amplop. Surat pemberitahuan datang untuk interview pakai amplop. Undangan perkawinan, undangan sunatan pakai amplop, undangan peresmian pakai amplop.
Pernah aku minta data statitik ke pamakaman umum untuk mengetahui rata rata jumlah yang dimakamkan alias yang meninggal rata-rata umurnya berapa. Lalu orang memberikan amplop daftar ketikan rata-rata data statistik orang yang meninggal usianya pukul rata. antara 50 s/d 70 tahun tapi paling banyak sampai dengan usia 65 tahun.
Sedangkan aku pun, tidak menjadi suatu rahasia lagi karena aku mendapat data maka akupun memberi amplop untuk lelah mencarikan/memberikan data.
Ada lagi amplop rekayasa, setelah diberi amplop dia akan mengomentari hal-hal yang baik seperti mengetengahkan konsep konsep masa depan untuk bangsa. Ada lagi amplop serangan fajar yang pada lalu sangat rame dibicarakan. Ada lagi amplop kematian yang dulu didesasdesuskan di dunia barat. ketika amplop itu dibuka dan isinya terhisap oleh yang membuka amplop itu sehingga orang yang membuka amplop itu meninggal seketika.
Pernah juga yang berceritera dialamai oleh saat itu biasa kalau ada teman mendapat proyek atau pembagian komisi lalu dibagi bagikan teman temannya minimal satu departemen atau yang berkaitan jangan sampai iri yang tidak dapat dengan yang dapat. Pembagiannya biasa dengan amplop yang berisi tentu ada uangnya. Pada suatu saat ia membagi yang sudah biasa dibagi, kini pada saat pembagian amplop yang biasa berisi uang pembagian komisi atau uang apalah. Amplop ini berisi dengan kertas tulisan ”gua bohongin”, maksudnya mungkin bercanda, tapi tidak lihat sikon yang merasa dibohongin tersinggung banget dan marah seketika.
Katanya benar atau tidak uang komisi proyek yang sifatnya jumlahnya uangnya banyak tidak pakai amplop, uang tersebut dimasukan dalam dus makanan kemasan yang sudah terkenal atau dus rokok, dan terus dimasukan dalam bagasi mobil, lalu dibawa ke rumah pejabat, atau tempat yang sudah dipersiapkan, akan hadir disitu orang-orang berkaitan dengan urusannnya, pejabat itu akan diberi dus berisi uang banyak. Katanya kalau mau mengirim uang dari bank ke bank takut dilacak dan nanti ketahuan.
Pernah sang suami yang sangat soleh, setiap kali gajian yang selalu memberikan gaji kepada istrinya. Ketika ia mendapat gaji dan amplop itu ditutup rapat, sambil memberikan pada istrinya dengan kata jangan lupa mengucapkan terima kasih Pada Allah.
Selalu amplop itu isinya dibuka depan suaminya.
Dia tidak teriak ”Kok tinggal segini kemana yang lainnya.” terus nyerocos dengan kata-kata bagaikan meriam beruntun bunyinya. Lalu pada umumnya suami akan menejleaskan
”Lihat saja bon pinjaman dan potongan potongan yang lain.”
Tapi ia tidak begitu, istri orang yang saleh menerima dengan apa yang didapat setiap bulannya. dan tak lupa berterima kasih. pada Allah.
Nah yang saya mau ceriterakan disini bukan amplop sembarang amplop yang umum dipakai seperti layaknya amplop yang digunakan untuk apa dan apa dari guna amplop.
Dan kejadian ini sunguh sangat percaya dan tidak percaya tergantung pada yang membaca ceritera ini. Ceritera ini didapat dari anak saya yang nomor satu, anak saya putri, dan sudah mempunyai putra 3 dan putri satu lucu-lucu. Ceritera bermula dari di kampungnya yang mayoritas muslim yang setiap acara ritual atau musibah di suatu keluarga pasti ada yang disebut banjir amplop. Terutama kalau ada yang namanya memperingati 3(tiga hari setelah kematian dari keluarganya). 7 (tujuh hari setelah kematian) ini yang umum dan ini dilakukan oleh umat umat diluar umat Islam atau umat Islam yang mengejawantah mengikuti umat lain dalam peringatan peringatan ini tidak ada jeleknya. Karena jika orang yang kena musibah itu orang mampu status ekonominya. Mereka akan membagikan amplop pada orang yang pulang dari tajiah ketika memeperingati tiga hari atau tujuh hari.
Nah ini memperingati hari ke tujuh setelah kematian.
Ketika anak dan para tetamu sudah pulang dan ditentengin dus atau besek adalah istilah kerenya dan tidak lupa ditambahi amplop, ceritera punya ceritera kebagian dah semuanya. Ada satu tidak kebagian atau memang tidak dibagi mungkin itu urusan panitia yang lain atau pihak ahli waris yang mau membagi, ceritera punya ceritera kasn masing-masing andel mengandel atau andel andelan. Ustadz pemimpin doa pun pulang jalan kaki karena dekat dengan rumahnya. Sambil dijalan ustad berpikir ”Kok saya tidak diberi amplop, tapi dia berpikir taka apa lah amplop kata ustad yang itu, yang penting isis amplop”. Sambil merenung dirumah, dia berpikir lagi.
”Apa dia (Keluarga yang kena musibah lupa yah?
Ustad itu terus berpikir, apa karena saya masih bujangan yah tidak diberi amplop, apa saya kehidupannya sudah mencukupi saya tidak diberi amplop”. Pikir dia semakin bertanya tanya.
”Apa ceramah saya menyinggung keluarganya barangkali pada saat mengatakan bahwa ini tidak ada dalam ........ seingga keluarganya tersinggung?.”
Mungkin kalau saya sudah punya istri, pasti istri saya akan bertanya. ”Mana amplopnya bang?”. tapi itupun tidak mungkin istri saya atau saya sendiri menananyakan amplop. Lalu ustad itu kedagingan kalau ada bahasa lain maksudnya kepikiran.
”Tapi tak apalah, mungkin kelurganya lupa atau memang belum rejekinya”. Pikirnya lagi.
Antara sadar dan tidak sadar dari kantuk dan menjelang tidur datanglah tetamu tak diundang yaitu bapak Haji yang sudah tidak ada Baru saja didoain kematiannya yang sudah tujuh hari lalu)datang kerumah memberikan amplop dan berkata.
”Ini ustadz ma’af ya keluarga saya lupa memberikan amplopnya”. setelah memberikan ustadz menerima diapun terus pergi.
Sambil terbengong, terperanjat bangun dari tidurnya dan ia langsung saja menerima amplop, ia belum berkata a atau b, orang yang ustad kenal, baru saja di yasinin memperingati 7 hari dan kenal baju yang sering ia pakai orang tersebut, telah pergi entah lewat mana, yang ustadz sadar pintu-pitu tertutup rapat/terkunci dan ketika ustadz melihat jam dinding jam 12 malam persis. Antara ia dan tidak, percaya tidak percaya yang penting ustadz terima itu amplop dan disimpan dalam dibawah pakain ustadz.
Ceritera punya ceritera sampai sekarang ustadz itu tidak berani membuka amplop tersebut, karena yang memberi amplop pada ustad itu bukan pak Haji yang sebenarnya, tapi arwahnya. yang tadi sore ia doain.
Amplop masih tersimpan rapih dalam lemari di bawah pakaiannya. nanti pada suatu saat ia mau jadikan bahan ceritera pada pada saat ceramah agama. Begitulah ceritera dari anakku.
Di sisi lain ada ustadz juga menerima amplop isinya chek cash (cek tunai) senilai satu miliar, ia tidak dicairkan tapi disimpan terus dibingkai dikaca dan dipajang diruang tamu ustadz.
Ceritera punya ceritera itu chek dari honor suatu partai untuk ustadz jadi jurkam (juru kampanye), sehingga partainya sukses dan pemimpin Partainya jadi Presiden.
Ustadz merasa bekerja hanya untuk seseorang dan merasa bukan untuk Agama, tidak ada panggilan jiwanya, tidak sesuai dengan hati nuraninya maka dianggapnya itu uang tidak pantas digunakan untuk dirinya maupun keluarganya, maka uang itu alias chek cash dibingkai dalam kaca sampai sekarang.


Cipondoh 26.5.09.
Cakil (catatan kecil) q-adul
E-mail q_adul@yahoo.com
http://d-humaniora.blogspot.com
Google d_yak

Tidak ada komentar: