Jumat, 16 Oktober 2009

Cerpen 'Kerak Telor'

KERAK TELOR
Abdulrachman Saleh S

Sering aku beli kerok telor di komplek rumahku, makanan khas betawi ini biasanya adanya di saat ada acara tontonan kampong di daerah betawi atau di tepat pelaksanaan pameran produk produk yang dilakukan setiap tahun, yakni orang mengatakan JAKARTA FAIR.
Atau tempat rekreasi yang pernah saya lihat di Ragunan Pasar Minggu, atau juga tempat pusat makanan serba ada, aneka makanan nusantara.
Kini makanan yang khas betawi itu ada di komplek perumahanku.
Karena aku sering beli makanan yuang khas betawi dan enak bagiku apalagi kerak atau kerak ketan yang dicampur dengan telor bebek dicampur selundreng yang sudah dicampur udang ebi. Apalagi kalau makannya baru saja diangkat dari wajan dan hanngat-hangat, satu porsi cukup untuk aku sendirian.
Pernah sambil menunggu kerak telor matang.
Aku bertannya pada bapak yang dagang kerak telor dengan ciri khas memakai Topi hitam (Pasti muslim) pikirku.
- Berapa loyang habisnya pak semalam ada sampai 20 loyang atau lebih ?-. Tanyaku.
- Ada kalau lagi rame atau lagi sepi yah tidak tentu – Jawabnya.
- minimal berapa ada minimal 20 loyang semalam? -
- ada sih – jawabnya pelan
- Aku selalu bertanya yang sifatnya sangat klasik dan
selalu kutanyakan kalimat itu-.
- Pulangnya kemana Pak? -
-Pulangnya ke Tambun jawabnya singkat. – Pikir nya orang mau beli atau mau intrograsi seperti polisi pada pesakitan.
- Jauh pak pakai sepeda dorong ini? – tanyaku terus
- berapa jam perjalanan dengan sepeda ini?-, tanyaku
lagi.
- Kurang lebih satu setengah jam perjalanan-. mulai senang dengan obrolanku, karena aku banyak membelinya.
- Kalau pulang jam berapa dari komplek ini? -, tanyaku lagi.
- Yah kadang jam 11 kalau habis jam sepuluh tidak tentu tapi, kalau tidak habis tetap pulang jam sebelas (Jam 23,00) . jawabnya smbil membolak bailkan wajan kecil masakan kerak telornya.
- Aku membayangkan pulang jam sebelas perjalanan dengan menggenjot sepeda gerobok Kerak telor ia berarti jam 0030 ia baru sampai di rumah -.
- Begitu berat yah mencari uang – untuk beberapa loyang kerak telor-.
- Tapi aku berpikir lagi manusia dihidupkan oleh Yang
maha kuasa itu mempunyai dunia yang berbeda-beda
mempunyai nasib yang berbeda-beda, mempunyai suratan yang berbeda-beda sejak dari dalam kandungannya Allah sudah mencatatkan nasib rejeki, jodoh dan maut sudah ditentukan oleh-Nya. Tinggal manusia yang berusaha. Hanya Yang Maha kuasa (ALLAH) menentukannya.
- Dalam hati saja, dan aku tidak mengatakan pada bapak itu. - Kataku Pak segala sesuatu pekerjaan atau usaha yang bersifat positif dan dilakukan secara Ikhlas tidak akan menjadi beban ya Pak. Dan Semoga Allah meridhoi usaha kita. Berkah untuk memberi nafkah kepada anak istri atau keluarga. -
Pernah aku juga mau bertanya mengenai menu atu resep masakan khas Betawi Kerak telor. terlanjur ketika aku datang ia tidak dagang. lalu resep kucari di buku-buku khas makanan betawi tak kurang akal aku pun terus mencari di Internet.

Menu atau resep Kerak telor adalah sebagai berikut.
Bahan :
- 100 gr beras ketan putih, dicuci bersih dan
direndam dengan air kurang lebih 2 jam.
- 4 butir telu bebek 4 sendok makan bawang goreng,
- 4 sendok makan serundeng,
- 4 buah cabe rawit, iris halus,
- 2 sendok teh garam,
- 1 sendok teh gula pasir,
- 4 sendok makan udang ebi bubuk.

Cara membuat kerak telor khas betawi
- Panaskan penggorengan kerak telor hingga cukup
panas.
- Masukan satu sendok makan sayur ketang putih
yangsudah direndam beserta airnya (sekitar 50 gr),
tutup dan masak kurang lebih 2-3 menit.
- Buka tutupnya, kemudian beri 2 butir telur bebek,
- 2 sendok makan bawang goreng, 2 sendok makan
serundeng, 2 sendok makan udang ebi yang sudah
dihaluskan, 2 buah cabe rawit, 1 sendok teh garam
1/2sendok teh lada bubuk dan 1 sendok teh gula
pasir, aduk hingga rata
- Ratakan disisi penggorengan kurang lebih berdiameter
20 cm, tutup dan masak kebali hingga harum
- Balik penggorengan kerak telur hingga terjilat api
permukaan atas harum terbakar.
Bahan tersebut diatas untuk bisa 2 porsi. (bahan dari
Internet Google kerak telor).
Babarapa hari ini aku selalu ke depan komplek untuk mencari bapak pedagang kerak telor, tidak tampak.
Aku bertanya ke pada tukang kacang rebus yang disebelahnya pedagang kerak telor.
- Kemana bang, Bapak tukang kerak telor, kok tidak dagang beberapa hari ini. – Tanyaku.
- Ia dagang di Arena Jakarta Fair karena bulan ini menjelang ulang tahun Jakartan- . Begitu katanya.
Sekarang kalau aku mau beli kerak telor harus ke Kemayoran - Jakarta pusat.
Cipondoh.26.5.09
Cakil (catatan kecil) q-adul
E-mail q_adul@yahoo.com
http://d-humaniora.blogspot.com
Google d_yak

Tidak ada komentar: